JEJAK.CO, Pamekasan – Kasus penyakit menular yang diakibatkan oleh bakteri tubercolosis (TBC) di Jawa Timur masih tinggi. Menurut data yang ada pada tahun 2022 temuan terduga kasus TBC mencapai 81.753 kasus.
Dari puluhan ribu penyakit TBC, Pamekasan diketahui menyumbang sebanyak 7. 788 kasus. Hal itu cukup menyita perhatian masyarakat karena penyakit ini menular.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pamekasan, dr. Saifuddin mengungkapkan bahwa kasus TBC ini telah mendapat perhatian serius. Pihaknya melakukan langkah pencegahan dengan melibatkan ormas, kader TBC, serta puskesmas melalui program eliminasi TBC
“Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan TBC dengan target tahun 2030 Indonesia mampu mengeliminasi TBC,” jelasnya, (08/07/2023).
Penyakit TBC, sambung dia, ditandai dengan batuk berdahak selama lebih dari dua minggu. Pasien yang ditengarai menderita TBC harus memalui pengobatan yang tidak sebentar, yakni selama setengah tahun atau 6 bulan.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pamekasan, dr. Saifuddin, (Foto/Ist)
Sementara kasus TBC ini masih dikatakan cukup tinggi, baik ditingkat nasional, tingkat provinsi, maupun kabupaten termasuk Pamekasan. Sehingga menurutnya perlu ada keterlibatan semua pihak atas persoalan ini.
“TBC saat ini masih sangat tinggi di Indonesia, Jawa Timur, dan Pamekasan,” imbuhnya.
Oleh sebab itu ia berharap, keinginan negara untuk mencapai target tahun 2030 bisa mengeliminasi TBC bisa berjalan dengan lancar dengan dibantu kerja sama semua stakeholder.
Partisipasi semua pihak diharapkan semakin ditingkatkan sehingga bisa memberikan edukasi secara maksimal kepada masyarakat tentang bahaya TBC dan cara pengobatannya. (rul/rei)
