Masjid dan Kesalehan Sosial – Jejak

logo

Masjid dan Kesalehan Sosial
Oleh : Ahzam Habas*

Minggu, 2 April 2023 - 04:11 WIB

2 tahun yang lalu

Masjid

Saya berdecak kagum ketika melihat Masjid megah dengan arsitektur indah di pelataran kompleks Kantor Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur. Halaman masjidnya luas dan nampak menyatu dengan halaman kantor kesekretariatan. Hilir mudik pegawai seusai sholat didalamnya membuat masjid ini nampak hidup.

Dulu, ketika saya mampir dibeberapa kampus ternama di Surabaya seperti Unair dan ITS nampak pula bangunan masjid. Di kantor-kantor DPRD di daerah Surabaya Raya juga sama. Kalau tak ada masjid pasti ada musholla. Begitu juga dengan komplek-komplek militer tidak sulit menemukan bangunan masjid didalamnya.

Jika anda pengendara yang rutin melintasi jalan Sumenep-Surabaya atau sebaliknya, pasti melihat beberapa orang warga yang meminta sumbangan kepada setiap kendaraan yang lewat. Mereka nampak antusias berbicara lewat pengeras suara. Kadang terdengar melantunkan lagu-lagu. Siang malam, panas hujan mereka tekun meminta ‘amal’ dengan satu tujuan membangun masjid.

Antusiasme membangun masjid begitu luar biasa di negeri kita. Bukan hanya di lembaga-lembaga pemerintahan. Dalam komunitas sosial masyarakat pinggiran hingga yang terkecil seperti desa saja bisa ditemukan minimal dua buah masjid yang didirikan masyarakat setempat.

Fenomena seperti ini dalam pembacaan seorang analis sosial pasti akan dianggap sebagai keniscayaan. Sebab, tak dapat dimungkiri jumlah penduduk beragama Islam di Indonesia menjadi mayoritas sehingga wajar jika bangunan masjid sebagai tempat beribadah umat islam itu mendominasi dibanding tempat peribadatan lainnya.

Ketika seorang teman bertanya, apakah gairah menggebu-gebu membangun masjid itu menjadi petanda kembalinya kesalehan sosial dalam setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Kesalehan sosial dalam arti tindakan para penyelenggara negara dan komunitas sosial kemasyarakatan lainnya akan kembali pada nilai-nilai Pancasila yang adil dan beradab.

Beberapa hari belakangan, jagad publik dihebohkan dengan pernyataan Mahfud MD mengenai transaksi keuangan mencurigakan dengan nominal fantastis sebesar 349 Triliun. Kalau saja bukan menteri kelahiran Madura itu yang mengucapkan, pasti tak akan membuat hati banyak orang begitu khawatir. Publik pun mafhum jika Mahfud MD memiliki reputasi mentereng akibat rekam jejaknya yang bersih, sehingga setiap pernyataannya mudah dibeli masyarakat.

Sejak saat itu, Mahfud MD menjadi pusat perhatian. Publik menerka akan ada kasus besar yang akan diungkap. Media terus mengintip dan menunggu pernyataan-pernyataannya. Publik pasti masih mengingat terbongkarnya Sambo Gate antara lain berawal dari cuitan-cuitan Mahfud MD di linimasa twitter.

Yang paling saya ingat ketika dalam satu kesempatan Mahfud MD berujar sebaiknya kita ini berhenti membuat aturan-aturan. Pernyataan ini bisa jadi berangkat dari kejengkelannya akibat putusan hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang dianggap berpotensi mengganggu tahapan pemilu 2024.

Sepak terjang mantan ketua Mahkamah Konstitusi itu rupanya tak berhenti sampai disitu saja. Rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR RI terkait Tindak Pidana Pencucian Uang benar-benar menjadi saksi kemampuan Mahfud MD berbicara lugas dan bernas. Sosok Mahfud MD menyita perhatian publik. Media sosial riuh dengan cuplikan pernyataannya yang memukau. Mahfud MD seolah dihadirkan untuk mewakili kehendak masyarakat. Tak terkecuali (keresahan) masyarakat Madura.

Kita tahu, disamping kasus-kasus berskala nasional yang terjadi saat ini, peredaran rokok ilegal di Madura menjadi ‘puzzle’ yang nyaris tak terpecahkan. Penegakan hukum yang dilakukan sepertinya sukar menyentuh akar persoalan. Padahal, publik menunggu sampai kapan persoalan ini bisa tuntas. Jika dibiarkan berlarut-larut sudah pasti akan menimbulkan kekhawatiran yang meluas dan bukan tidak mungkin jika kepercayaan publik akan terus tergerus.

Untuk itu, tak berlebihan jika sebagian orang berharap Mahfud MD segera turun ke Madura. Publik saat ini percaya Mahfud MD dapat diandalkan untuk memecahkan kebuntuan persoalan penegakan hukum di setiap sektor. Sebab, dalam kapasitasnya sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD berulangkali berhasil menunjukkan kemampuannya secara mengesankan.

Jika dulu kawan saya bertanya apakah banyaknya Masjid berbanding lurus dengan kesalehan sosial para penyelenggara negara, maka sekarang saya yakin sepak terjang Mahfud MD dapat menjadi prototype jawabannya. Contoh perilaku yang diperagakan Mahfud MD ini lambat laun akan memicu terjadinya revolusi sosial. Masjid itu akan tegak berdiri dalam sanubari setiap orang.


Baca Lainnya