Jejak.co – Pilkada serentak tahun ini rencananya akan digelar pada 9 Desember mendatang. Pesta demokrasi lima tahunan ini akan berbeda dari sebelumnya akibat wabah virus corona atau Covid-19.
Saat ini, Komisi Pemilihan Umum (KPU) sedang mewacanakan penggunaan alat coblos satu paku untuk satu pemilih. Semua itu dilatarbelakangi oleh wabah corona yang belum usai sampai sekarang. Untuk mencegah penyebaran virus, maka ada opsi untuk menggunakan alat coblos satu paku untuk satu pemilih.
Di tengah wacana penggunaan alat coblos, KPU Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur kemudian mengusulkan agar alat coblos tidak menggunakan paku, melainkan memakai tusuk sate yang terbuat dari bambu. Jika usulan itu diterima maka alat coblos yang selama ini pakai paku, maka pilkada tahun ini tidak lagi.
Ketua KPU Kabupaten Sumenep A Warits saat ditemui di kantornya berkata bahwa soal informasi alat coblos satu pemilih satu alat coblos masih tahap wacana, belum ada kepastian. Seiring dengan rencana ini, KPU Sumenep mengusulkan agar alat coblos pemilihan di pilkada kali ini menggunakan tusuk sate.
“Alat coblos dalam wacana, satu pemilih satu alat coblos. Apakah dari paku atau apa belum. Kita usulkan dari tusuk sate. Tetapi itu belum ada keputusan, masih diwacanakan, masih dirumuskan oleh KPU RI,” terang Warits.
Menurut Warits, KPU Sumenep mengusulkan alat coblos menggunakan tusuk sate pada saat rapat di KPU Provinsi Jawa Timur beberapa waktu lalu. Pada saat itu, lanjutnya, memang menyampaikan agar diusulkan ke KPU RI untuk menggunakan tusuk sate sebagai alat coblos. Alasannya karena lebih efisien, ramah lingkungan dan dapat mendorong perekonomian masyarakat lokal setempat, apabila pengadaaannya dilakukan di daerah.
“Kan itu juga sangat mudah diadakan dan ramah lingkungan. Kalau menggunakan paku lebih susah pengadaannya dan kurang ramah lingkungan ketimbang tusuk sate,” ujar pria asal Gapura ini.
Di samping itu, pilkada tahun ini juga harus mengikuti protokol Covid-19. Nantinya pada saat pencoblosan di masing masing tempat pemungutan suara (TPS) akan disediakan masker dan sarung tangan plastik untuk pemilih. Dalam hal ini KPU, menyediakan 50 persen dari jumlah pemilih di masing-masing TPS.
Apabila pemilih di TPS tertentu mencapai 500 orang, maka masker dan sarung tangan yang disediakan sebanyak 250. “Di samping itu, dalam sosialisasi, kita juga akan menganjurkan agar pemilih membawa masker ke TPS, sehingga apabila ada pemilih yang belum punya masker disediakan di TPS,” paparnya.
Selain menyediakan masker, di TPS juga akan disediakan disinfektan, alat cuci tangan, sabun, sanitizer, dan tisu. Sedangkan KPPS nanti akan menggunakan alat pelindung wajah dan akan dirapid test.
“Rapid test untuk KPPS sebanyak jumlah TPS sebanyak 2.500 dikalikan sembilan orang,” pungkasnya.
Penulis : Haryono
Editor : Ahmad Ainol Horri