JEJAK.CO-Sekretaris Dewan Syuro PKB Sumenep, Kiai Hazmi menginginkan rekom dari DPP PKB jatuh ke Nurfitriana Busyro Karim alias Bunda Fitri sebagai Calon Bupati Sumenep dalam perhelatan Pilkada 2020 mendatang.
Dalam akun facebooknya yang bernama ‘Hazmi Latee’, tertanggal 20 November 2019, Kiai Hazmi mengganti foto profilnya dengan foto dirinya yang terlihat tak berambut alias gundul sembari menunjukkan jari telunjuknya.
Di bawah foto tersebut, berisi caption atau keterangan foto yang berisi tulisan begini.
Menjelang Pilbup, siap-siap gundul untuk kemenangan calon.
Tanya: siapa calonmu?
Jawab: Bunda Fitri – Kiai Mamak
Tanya: apa sudah dapat rekom DPP?
Jawab: loh, Bunda jelas-jelas kader PKB, Kiai Mamak temannya PKB,
T: ….. ?
J: ….,, !
T: ….. ?
J: ….,, !
Silakan lanjutkan dialog imajiner di atas.
Saat dikonfirmasi, Kiai Hazmi membenarkan bahwa pihaknya menginginkan agar rekomendasi Bacabup yang telah mendaftar ke Desk Pilkada 2020 DPC PKB Sumenep nanti turun kepada istri pengasuh Ponpes Al-Karimiyah Braji, Nurfitriana Busyro Karim menggandeng KH Muhammad Shalahuddin A Warits.
“Ya, yang jelas saya kan orang partai. Jadi, selalu mengikuti dinamika. Tapi yang jelas begini, selama ini saya punya hubungan baik dengan Kiai Busyro,” ungkapnya, Jumat sore (22/11/2019), dihubungi via telepon selulernya.
Selanjutnya, Kiai Hazmi mengaku bahwa sejak dulu pihaknya tidak pernah suka berguyon soal apa pun dengan Bupati Busyro. “Jadi, andai misalnya Bu Fitri maju dengan komposisi Ki Mamak, itu secara saya pribadi itu ideal,” ungkapnya.
Dalam statusnya yang terbaru, (22/11), Kiai Hazmi memposting status medsos berupa foto dirinya, nyungkem di depan sebuah banner berisi foto Ketua DPP PKB Muhaimin Iskandar, atau yang biasa dipanggil Cak Ami, Jumat (22/11/2019).
Gambar tersebut dilengkapi dengan caption yang mengisyaratkan agar Gus Ami panggilan akrab Ketua Umum DPP PKB tidak memberikan rekomendasinya kepada salah satu Bacabup dan Bacawabup tertentu yang telah mendaftarkan diri di Desk Pilkada 2020 DPC PKB Sumenep.
“Mohon, Cak, rekomnya jangan ke yang itu, ya.. Plis deh,” tulis putra mendiang KH A Basyir AS, mantan Ketua Dewan Syuro PKB Sumenep itu.
Dijelaskan, dirinya menginginkan rekomendasi yang akan diberikan oleh Gus Ami nanti adalah berdasarkan aspirasi dari kader-kader PKB yang terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan di tingkat DPC PKB Sumenep.
Prinsip saya pribadi, imbuhnya lebih lanjut, PKB dan NU memiliki banyak kader, sehingga rekom dari DPP PKB menurutnya tidak boleh jatuh kepada orang yang tidak pernah terlibat dalam kegiatan-kegiatan partai di tingkat DPC PKB Sumenep.
“Ada Kiai Imam, Kiai Unais, ada Bu Fitri, kan tinggal milih. Jadi, kalau Cak Imin mau mendengar di bawah sebenarnya ‘no problem’ kan,” sebut ia berharap.
Kiai Hazmi berharap kepada DPP PKB agar menyerahkan kekuasaan, wewenang, dan mandatnya kepada pihak DPC PKB Sumenep dalam menentukan siapa yang layak dan berhak maju sebagai calon bupati yang berangkat dari PKB.
“Jadi, di sana (DPP PKB, red) hanya stempel, tetapi aspirasinya dari bawah, mestinya seperti itu. Ha-ha-ha,” ujarnya setengah berkelakar.
Sebelum mengakhiri pembicaraan, Hazmi mengutarakan bahwa orang Sumenep terkenal dengan kaum santri. Ia berharap perhelatan politik ini dapat berjalan dengan santun.
Terpisah, Bupati Sumenep A Busyro Karim saat ditanya siapa yang layak direkomendasikan oleh PKB untuk maju di Pilkada 2020, menjelaskan, pengusungan Cabup dan Cawabup Sumenep harus bersih dari kepentingan mana pun.
“DPP PKB harus berpegang teguh kepada cita-cita luhur dan marwah suci partai. DPP PKB harus memilih jenis kelamin yang jelas. Bukan hanya kader PKB, tapi jenis kelaminnya jelas. DPP PKB tidak boleh pragmatis,” tegas Bupati Sumenep selama dua periode itu kepada sejumlah media, beberapa waktu lalu.
“Kita harus punya prinsip, mana yang paling pantas dari Cabup dan Cawabup yang telah mendaftarkan diri di Desk Pilkada PKB untuk maju di Pilkada Sumenep 2020 mendatang,” pungkasnya.
Penulis : Mazdon
Editor : Ahmad Ainol Horri