Jejak.co-Muhammad Romli resmi dilantik sebagai Ketua Dewan Kerja Cabang (DKC) Gerakan Pramuka Sumenep Masa Bhakti 2019-2020 oleh Ketua Harian Kwartir Cabang (Kwarcab) Sumenep Kak H. Siradj Aidy di Aula Kantor Kementerian Agama (Kemenag) setempat, Minggu (28/7/2019).
Acara pelantikan yang dihadiri oleh sekitar 500 orang ini dikemas dengan semarak literasi dalam format ‘Bedah Buku’ karya Wakil Bupati Sumenep Achmad Fausi, “Saatnya Move On”.
Syamsuni, sebagai moderator bedah buku, membuka acara dengan singkat diselingi canda dan senyum ala khasnya kepada segenap undangan yang hadir. Selanjutnya, waktu sepenuhnya ia serahkan kepada Wabup Achmad Fausi untuk memaparkan isi buku serta Ibnu Hajar sebagai pembedahnya.
Dalam paparannya, Fausi sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa ‘move on’ jangan hanya diartikan pindah ke lain hati, melainkan mesti dimaknai sebagai ‘hijrah’ dari keadaan awal yang sudah biasa atau bahkan luar biasa, ke keadaan yang lebih luar biasa lagi.
“Jadi, seperti kita tahu halnya HP Nokia. Dulu, handphone ini luar biasa banyak penggemarnya, pemiliknya merasa bahagia dan paling hebat karena pemakainya banyak. Tapi kemudian Blackberry muncul dengan produk-produk yang menawarkan fitur-fitur yang baru dengan kualitas yang lebih menarik. Nah, Nokia pun tenggelam,” paparnya.
Demikian pula Blackberry pun sirna di pasaran, lanjut Fausi mengumpamakan, karena kehadiran android. Demikian seterusnya, kita mesti terus berinovasi lebih kreatif. “Jadi, di sini bukan hanya karena sakit hati, orang bahagia itu pun juga harus move on,” imbuhnya.
Menurut Fausi, kebahagiaan itu mesti dirawat dengan cara terus berinisiatif untuk menciptakan kabahagiaan yang lain. “Kalau hanya karena sakit hati, segera keluar dari keadaan itu, dan ambil tindakan lain yang lebih baik,” katanya.
Ia mengungkapkan bahwa hidup ini butuh kecepatan dan ketegasan, bahwa lebih baik melangkah satu langkah, daripada tidak melangkah sama sekali.
Sebelum menutup diskusi, Fausi coba turun menunjuk salah seorang siswi cantik, sebut saja namanya ‘Wulan’ untuk memantapkan bagaimana seharusnya mental seorang inovator. Lalu bertanya kepada segenap audiens, “waktu adalah…?” teriaknya, “uang…, jawab audiens. “Kebaikan,” timpal Fausi membelokkan stigma audiens yang mayoritas adalah siswa tingkat SMP, SMA, dan mahasiswa.
Tepuk tangan pun bergemuruh. “Demikian, bahwa apa yang kamu inginkan, cepat langkahkan kakimu. Jangan ragu, dari situ kita akan mendapat pengalaman, manis atau pun pahit. Manis jadi kenangan, pahit jadi pelajaran,” pungkasnya.
Sebagai pembedah, Mas Ibnu sapaan akrab Ibnu Hajar, menambahkan bahwa gerakan literasi dalam pramuka mesti segera dimulai dengan cara merintis program literasi, bahwa di setiap kantor satuan pramuka diupayakan adanya bahan bacaan. “Buku karya wabup ini contoh, teladan bagi kita. Ayo kita move on, galakkan literasi! Perorang kita sumbang satu buku. Haram hukumnya instansi yang tidak ada rak koleksi bukunya,” teriak Ibnu menyemangati audiens.
Tidak hanya itu, lanjut Mas Ibnu, sebagai orang Madura juga tidak boleh malu dengan bahasa dan budaya sendiri. Melalui gerakan pramuka, nilai-nilai kebudayaan dapat terselamatkan. Bahwa Bahasa Madura itu kaya. “Bahasa Jawa dan bahasa daerah lainnya mungkin hanya punya 2 sampai 3 ondhagga basa (baca: bahasa halus, pen.), Madura punya lima, diantaranya enja’-iya, enggi-enten, enggi-bunten, abdina-ajunan, dan abdi dalem dan ajunan dalem,” terangya bangga.
Sebelum mengakhiri pembicaraan, Ibnu bacakan pantun berbahasa Madura terkait ‘move on’. “Obu’ pandha’ ja’ mennya’e /Ma’ ta’ nyapcap ka samperra/Se ba’-lamba’ ja’ kaenga’e/Ma’ ta’ rosak ka pekkerra.”
Acara ini dihadiri oleh total peserta sekitar 500 orang. Mereka delegasi dari semua sekolah, satuan lembaga, dan perguruan tinggi. Selain itu, Polres, Kodim, pengurus Kwarcab, dan pengurus Kwartir Ranting se-Kabupaten Sumenep juga turut menambah kesan wibawa suasana pelantikan.
“Panitianya terdiri dari pengurus kecamatan, satuan karya, dan satuan pramuka dari perguruan tinggi,” ungkap Romli setelah prosesi pelantikan.(don/yon)