Mampu Buka Usaha Sendiri, Sebagian Dipusatkan di WMS
JEJAK.CO-Program mencetak 1.000 wirausaha muda yang dicanangkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep telah melahirkan pemuda kreatif di sejumlah kecamatan. Berkat program unggulan Bupati A Busyro Karim dan Wakil Bupati Achmad Fauzi ini, banyak ditemui pemuda yang membuka usaha.
Salah satunya, Fajariah Arwan Ningsih (25), warga Desa Ambunten Timur Kecamatan Ambunten. Wanita yang akrab disapa Ria ini mengikuti pelatihan wirausaha muda tahun 2017. Semenjak lulus, ia memberanikan diri membuka usaha tata rias.
Ria terus menekuini keterampilan yang dia punya. Berkar kerja kerasnya, pada tahun 2018, ia sudah meraup keuntungan yang tidak sedikit. Berdasarkan pengakuan wanita berparas cantic ini, pada momen agustusan, ia sampai peroleh omset sebesar Rp43 juta.
“Biasanya yang mengundang saat ada mantenan, wisuda, perpisahan di sekolah, tari saat momen kenaikan kelas,” cerita Ria.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sumenep Fajar Rahman mengaku bangga dengan alumni program wirausaha muda yang memiliki semangat dan keinginan yang kuat dalam membuka usaha.
Menurutnya, alumni wirausaha muda di berbagai kecamatan sudah banyak yang bisa membuka usaha sendiri. Seperti di Kecamatan Manding dan Bluto, ada salah satu alumni wirausaha muda yang membuka usaha roti kue. Disamping itu, sebutnya, banyak juga yang membuka usaha katering dan tata rias.
Fajar juga mencontohkan salah pemuda yang pernah ikut pelatihan wirausaha muda yang ada di Kecamatan Pragaan. Di sana ada salah satu pemuda yang membuka usaha olahan daging dan ikan. Pada saat menemui Fajar, pemuda itu bercerita bahwa sudah membentuk koperasi.
“Kami sekarang ada agenda ke pragaan, kalau ada waktu kami akan mengunjunginya, pemuda itu sekarang berjualan bakso, dan Alhamdulillah produknya laris sampai punya pekerja,” paparnya saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (9/10/2019).
Fajar kemudian menjelaskan progres program wirausaha muda semenjak 2016 hingga sekarang. Menurutnya, bantuan alat seperti mesin jahit dan lainnya, semenjak 2017 disatukan di sentra produksi yang ada di sebelah timur Taman Bunga (TB) Sumenep.
“Bantuan semenjak 2017 jadi satu, ada di sentra produksi. Peserta yang sudah belajar di wirausaha muda, alumninya ketika mau mengembangkan usaha dan tidak punya peralatan bisa gabung di sentra produksi yang sudah disediakan peralatan oleh pemerintah,”terangnya.
Di sentra produksi Wirausaha Muda Sumenep (WMS) peserta wirausaha muda, baik yang lama maupun baru dapat belajar bersama yang diarahkan oleh pendamping. Hasil dari produksi kemudian dijual dan keuntungannya milik mereka.
“Kalau sudah bisa mandiri, silakan mendirikan sendiri usahanya dengan mengajak teman (buat kelompok) karena alumni program wirausaha muda diarahkan menjadi koperasi. Jika misalnya tidak punya alat bisa koordinasi dengan dinas koperasi untuk mencari bantua dari dinas terkait. Misalnya butuh mesin jahit maka akan kami koordinasikan dengan dinas lain atau dari dana CSR,” lanjutnya menjelaskan.
Para alumni wirausaha muda yang bergabung di sentra produksi WMS, lanjut Fajar, sudah banyak yang bisa menjual hasil produksinya hingga luar daerah. Ia menyebutnya, di sentra itu ada usaha batik, otomotif dan perbengkelan, konveksi, olahan dan catering serta bidang usaha lain yang diprogram.
“Di sentra itu ada lele yang diolah menjadi pentol dan dawet. Saya berharap olahan lele ini berkembang. Jadi semua hasil produksi dijual di sana, ada yang dijual di depan sentra (eks. Kantor Dinas Kesehatan Sumenep),” pungkasnya.
Penulis : Ahmad Ainol Horri