Jejak.co-Petani garam di Sumenep, Jawa Timur meradang. Pasalnya, selain serapan rendah, harga garam anjlok.
Garam yang dihasilkan petani, saat ini hanya dibeli Rp350 per kilogram untuk KW 1. Harga garam tahun ini adalah harga paling rendah dibanding dua tahun sebelumnya. Penyebab anjloknya harga tahun ini dinilai akibat kebijakan impor.
Jika dalam waktu dekat harga tidak kunjung naik, petani mengancam akan tabur garam dan menutup akses Surabaya-Madura (Suramadu).
Hal itu disampaikan saat perwakilan petani garam audensi ke Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sumenep, Selasa (2/7/2019).
“Kalau dalam waktu dekat harga garam tidak stabil, maka kami akan menutup akses jalan Suramadu. Kami akan buang seluruh garam yang dihasilkan disana,” kata H. Ubet, salah satu petani garam asal Kecamatan Kalianget.
Mewakili petani garam, H. Ubet berharap pemerintah membatasi impor garam. Sebab kebijakan itu dinilai merugikan petani.
Lebih lanjut Ubet juga berharap pemerintah daerah dan legislatif memikirkan nasib petani garam. Paling tidak, bersama-sama berjuang dan menyuarakan ke pemerintah provinsi maupun pusat.
“Masalah ini perlu langkah-langkah perjuangan bersama antara petani garam, DPRD dan pemerintah daerah,” ujarnya penuh harap.
Menyikapi masalah itu, Komisi II DPRD Sumenep berjanji akan merekomendasikan aspirasi petani garam ke pihak eksekutif untuk disampaikan ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur. “Rekomendasi itu agar dikawal juga hingga ke provinsi, agar didengar juga oleh gubernur,” kata Anggota Komisi II DPRD Sumenep Akis Jazuli.
Politisi muda ini juga berjanji akan berkoordinasi dengan pihak PT. Garam agar mengambil langkah strategis untuk menstabilkan harga.(don/yon)