Hadir ke Pesantren, Darul : NU Penjaga Utama Keutuhan NKRI – Jejak

logo

Hadir ke Pesantren, Darul : NU Penjaga Utama Keutuhan NKRI

Jumat, 17 September 2021 - 00:43 WIB

3 tahun yang lalu

Darul Hasyim Fath, Ketua Komisi I DPRD Sumenep

JEJAK.CO, Sumenep – Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak bisa lepas dari ormas keagamaan, seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.

Tokoh dari dua organisasi itu terlibat langsung dalam rapat Badan Persiapan Usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Di antaranya KH Wahid Hasyim dari NU, dan tokoh Muhammadiyah, seperti Ki Bagus Hadi Kusumo, Margono Jaya Hadi Kusumo, kemudian Abdurrahman Baswedan.

Mereka adalah representasi dari ormas keagamaan dan kemasyarakatan dalam pendirian NKRI.

Hal itu disampaikan Ketua Komisi I DPRD Sumenep, Darul Hasyim Fath saat hadir ke
Pondok Pesantren Aqidah Usymuni Terate,
memberikan materi wawasan kebangsaan pada acara sosialisasi yang digelar oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) setempat, Kamis (16/9/2021).

Ketua Komisi I DPRD Sumenep Darul Hasyim Fath (paling kanan) saat memberikan wawasan kebangsaan di Pondok Pesantren Aqidah Usymuni, Tarate Sumenep

Di hadapan peserta sosialisasi yang bertema ‘Bhineka Tunggal Ika Mempererat Persatuan dan Kesatuan Bangsa dalam Bingkai NKRI’, Darul menegaskan bahwa tokoh ormas keagamaan itu telah menisbatkan dirinya untuk menjadi bagian dari republik dalam menunaikan cita-citanya.

Cita-cita pendirian republik ini, lanjut Darul, adalah melindungi segenap warga dan seluruh tumpah darah Indonesia, mencerdaskan dan menyejahterakan kehidupan bangsa, kemudian ikut serta dalam ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan keadilan sosial dan perdamaian abadi bagi seluruh rakyat Indonesia.

“Itulah janji republik yang disepakati oleh seluruh pendiri yang saat itu bersidang,” ujarnya.

Karenanya, Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Sumenep itu mengungkapkan bahwa menjaga keutuhan NKRI menjadi tanggung jawab seluruh anak bangsa.

Untuk menjaga dan mempererat kebhinekaan tidak serta merta selesai dengan baris-berbaris pada momentum 17 Agustus atau dengan ritual-ritual kebangsaan yang lain. Seremoni itu hanyalah ekspresi kebahagiaan bangsa yang merdeka.

“Tapi yang sesungguhnya diperlukan bagi kita adalah memastikan kain tenun bernama republik ini tidak robek oleh perilaku-perilaku yang membuat kita memahami ada idelogi-ideologi yang masih ingin mendirikan negara di dalam sebuah negara. Jangan sampai tenunan kebangsaan kita ini dirobek oleh janji palsu yang belum tentu benar keberadaannya,” tegas Wakabid Kaderisasi dan Ideologi DPC PDI Perjuangan Sumenep itu.

Menurut Darul, NU sebagai ormas keagamaan terbesar dengan jutaan jamaah, menjadi bagian pemilik saham republik ini. NU menjadi penjaga utama atas keutuhan negara bangsa bernama Indonesia dengan pandangan hidup Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.

“Saya percaya kalau sudah menjadi satu antara kaum nasionalis dan kaum nahdliyin, siapa lagi yang bisa menjadi lawan dan tandingannya? Tidak ada lagi. Siapa lagi yang akan menjadi pengganggu republik ini, kalau Nahdlatul Ulama menjadi satu dengan PDI Perjuangan? Tidak ada lagi. Sebab, NU adalah rumah besar bagi kaum ahlussunah wal jamaah, sebab PDI Perjuangan adalah rumah besar bagi kaum nasionalis,” kata Darul di hadapan tokoh agama dan masyarakat, siswa dan mahasiswa yang menjadi peserta dalam sosialisasi itu.

Penulis : Ahmad Ainol Horri


Baca Lainnya