Jejak.co-Mahasiswa Pascasarjana Semester 3 program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) gelar diklat kepenulisan bagi siswa-siswi SMP dan SMA di lembaga pendidikan Islam Al-Waroqot, Desa Pamaroh, Kadur, Pamekasan selama dua hari, Rabu-Kamis (17-18/7/ 2019).
Diklat dengan tema “Literasi sebagai Budaya Religius Siswa/i SMP-SMA Plus Al-Waroqot Pamekasan” ini merupakan tugas ujian akhir semester (UAS) bagi mahasiswa Pascasarjana Semester 3 IAIN Madura, Pamekasan.
Tema tersebut sengaja dipilih untuk mengenalkan dunia literasi sebagai media dakwah nilai-nilai pendidikan Islam di lingkungan SMP dan SMA Pamekasan. “Dakwah itu sebenarnya kan bukan hanya billisan (ceramah) saja, tetapi juga bisa dengan bil-qolam (dengan tulisan, pen.), yakni dengan memanfaatkan semaksimal mungkin dunia literasi,” kata Eko saat membuka sekaligus menjadi pemateri pertama dalam diklat ini.
“Kita bisa menyebarkan nilai-nilai pendidikan Islam dengan cara memanfaatkan dunia literasi. Kelebihan dakwah melalui tulisan, ialah karena tulisan itu sifatnya lebih kongkret dan abadi. Tanpa literasi, penyebaran ajaran agama Islam tidak akan seluas ini,” imbuhnya.
Tampak para peserta diklat hikmat menyimak materi yang sedang disampaikan oleh Eko Purwanto (Ketua Pelaksana Diklat), Rabu (17/7/2019)
Kalau Eko Purwanto menyampaikan pengantar dan memperkenalkan urgensi literasi, Moh Sumardono yang bernama pena Soemarda Paranggana itu, sebagai pemateri kedua, lebih menekankan pada pelatihan (baca: praktek) deklamasi dan cipta puisi.
Acara berlangsung cukup hangat dan penuh antusias dari peserta. Suasana forum tidak tegang seperti sebelumnya, dimana sebelum diklat dimulai, para peserta didik baru (PDB) SMP dan SMA Plus Al-Waroqot sedang mendapat pembelajaran bina mental dan kedisplinan oleh siswa-siswi seniornya.
Pelaksanaan diklat yang dicanangkan selama tiga hari ini harus dirampingkan menjadi dua hari karena rencana waktu pelaksanaan yang telah ditentukan sebelumnya terkadala hari libur semester. “Sedangkan terakhir penyetoran laporan hasil diklat paling lambat adalah tanggal 18 Juli, besok,” ungkap Faiqotul Hidayah selaku fasilitator 3 dalam kegiatan diklat ini.
“Kita ambil dua fokus pelatihan. Hari pertama, kita kenalkan dunia literasi dan dilanjutkan dengan praktek cipta serta deklamasi puisi, dan di hari kedua besok kita fokus pada pembahasan penulisan cerpen,” terang Dwi Muniq, fasilitator 4.
“Diklat ini adalah tugas kampus. Jadi, pertama kita buat surat rekomendasi dari kampus untuk dikirim ke lembaga sasaran. Kita rembukkan. Nah, setelah menemukan kesepakatan terkait waktu dan teknis pelaksanaannya, kita isi diklat ini dengan materi yang telah dipersiapkan sebelumnya,” ungkap Eko Purwanto, Ketua Kelompok 1 saat ditanyakan perihal kronologi dan prosedur pelaksanaannya.
Karena kendala waktu dan kesiapan lembaga, pelaksanaan diklat Kelompok A yang dikoordinatori oleh Eko Purwanto ini terbilang kelompok yang paling terakhir melaksanakan. Mahasiswa Kelas A yang terbagi menjadi 4 kelompok, masing-masing 3 dilaksanakan di lembaga pendidikan yang ada di Pamekasan dan satu di Bangkalan.
“Jumlah peserta keseluruhan sebanyak 74 dari total seharusnya 78 santriwan dan santriwati, SMP dan SMA digabung. 4 orang di antaranya berhalangan, tidak bisa ikut MPLS, dan otomatis tidak bisa ikut kegiatan diklat ini,” imbuhnya.
Pihak Yayasan Al-Waraqat mengaku senang dengan adanya kerjasama ini. “Ini sangat bagus untuk anak-anak. Di program OSIS ada program jurnalistik. Nanti bisa kita lanjutkan yang seperti ini,” tukas Farid Sugianto, Pembina OSIS SMP Al-Waroqot, Desa Pamaroh, Kec. Kadur, Pamekasan saat ditanyakan perihal kesan atas digelarnya diklat kepenulisan ini. (don/yon)
