Fakta Kota Sumenep Sering Banjir – Jejak

logo

Fakta Kota Sumenep Sering Banjir

Rabu, 15 Januari 2020 - 18:34 WIB

4 tahun yang lalu

Kota Sumenep dilanda banjir saat awal musim penghujan, tanggal 23 Desember 2019 (Foto/Mazdon)

JEJAK.CO – Selama musim penghujan, pemerintah setempat sering membersihkan sampah disepanjang sungai dan drainase yang ada di Kota Sumenep. Kendati demikian, sejumlah sungai dan drainase selalu dipenuhi sampah. 

Hal itu disampaikan Kepala Bidang Waduk, Sungai dan Pantai Dinas PU Sumber Daya Air Sumenep Noer Lisal Anbiyah. Ia mengungkapkan, saat sungai dan drainase dibersihkan, tidak lama kemudian, sampah itu kembali banyak dan menyumbat saluran air. 

Sungai yang selalu dipenuhi sampah, diantaranya Kali Marengan dan sungai yang ada di Kampung Arab, Simpang Lima Desa Pajagalan. “Utamanya itu kan yang Kali Marengan,” terangnya, Selasa (14/1/2020)

Sedangkan untuk saluran air, antara lain sepanjang Jalan Raung Desa Pabian, saluran parit gendong di sebelah utara Sungai Marengan, drainase Lingkar Timur, dan di Terminal Aryawiraraja yang berlokasi di Desa Kolor Kecamatan Kota Sumenep.

Selain dari pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat, pihaknya juga menurunkan personel sebanyak 20 hingga 25 orang untuk membersihkan sampah.

“Perhari sampah yang kita angkut ke tempat pembuangan akhir atau TPA di Kecamatan Batuan ada sekitar 2 hingga 3 odong-odong,” ungkapnya.

Masalah sampah ini diakibatkan lemahnya kesadaran masyarakat. Padahal, membuang sampah ke sungai atau drainase akan mengakibatkan banjir yang selama ini melanda Kota Sumekar ini.

Kepala Dinas PU Sumber Daya Air Sumenep Chainur Rasyid menambahkan, untuk menangani masalah sampah dan antisipasi banjir butuh kerjasama antar instansi.

Sebab masalah banjir yang sering melanda Kota Sumekar juga disebabkan kiriman air dari hulu sungai yang ada di Kecamatan Rubaru dan Manding ke Sungai Anjuk yang berlokasi di Desa Nambakor.  

Apabila hujan di wilayah hulu sungai, maka akan berpeluang besar terjadi banjir.

“Kalau sudah di Lanjuk, Manding, Rubaru, Dasuk, ini perlu diwaspadai karena bisa beresiko tinggi. Karena sungai di hulunya itu banjir. Debit airnya ke Sungai Anjuk,” ungkapnya.

Oleh sebab itu, pihaknya berharap kepada seluruh masyarakat kabupaten di ujung timur pulau Madura, khususnya daerah Rubaru dan Manding, agar sadar lingkungan.

“Harapan besarnya, ya, masyarakat sadar, membuang sampah pada tempatnya,” harapnya.

Berkaca pada salah satu kota di Jawa Timur, yaitu Kota Batu, Kabupaten Malang, setiap orang yang membuang sampah sembarangan katanya akan dikenakan sanksi tegas. “Setiap malam itu dijaga itu. Kalau ada orang merokok di alun-alun, langsung itu ditindak oleh Satpol-PP,” ujarnya mencontohkan.

Penulis : Mazdon
Editor : Haryono


Baca Lainnya