JEJAK.CO – Akhir-akhir ini, sering terjadi cuaca ekstrem sehingga menyebabkan masyarakat kepulauan di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur tidak berlayar. Akibatnya, warga pulau terlantar. Sebagian tinggal di rumah famili atau teman selama berhari-hari.
Masalah ini terjadi setiap tahun. Pada saat cuaca ekstrem, warga pulau selalu dihadapkan dengan keadaan yang memaksa untuk lebih lama di darat. Otomatis mereka harus mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk kebutuhan sehari-hari.
Masalah ternyata juga menjadi kegelisahan para wakil rakyat terutama asal kepulauan. Anggota DPRD Sumenep asal kepulauan merasa prihatin melihat nasib warganya yang selalu terlantar akibat tak bisa berlayar
Wakil Ketua DPRD Sumenep M. Syukri meminta pemerintah setempat lebih serius melihat warga pulau yang sering terlantar akibat cuaca ekstrem.
Pihaknya mengusulkan agar Pemerintah Kabupaten Sumenep menyiapkan anggaran khusus untuk mengatasi masalah yang dihadapi warga pulau saat cuaca ekstrem yang hendak berlayar ke kempung halamannya.
“Kondisi ini sudah sepatutnya mendapat perhatian serius dari Pemkab Sumenep. Karena volume tertahannya warga kepulauan di Pelabuhan Kalianget pada cuaca ekstrem cukup lama. Terkadang lebih dari setengah bulan. Seperti yang terjadi pada 17 Desember 2022 hingga 04 Januari 2023,” kata Syukri.
Mengapa pemerintah harus menyiapkan anggaran khusus bagi warga pulau pada saat cuaca ekstrem?
Menurut Syukri, pada saat cuaca ekstrem warga pulau tidak hanya tertahan di Pelabuhan Kalianget, mereka juga rugi secara finansial.
Bahkan, masalah tersebut menimbulkan kerugian karena perputaran ekonomi di kepulauan tersendat-sendat.
“Selain itu, warga yang tertahan di Pelabuhan Kalianget rugi waktu dan finansial (keuangan). Pemerintah Kabupaten Sumenep harus peka atas kesulitan yang dihadapi warga kepulauan saat cuaca ekstrem,” ungkapnya.
Sekretaris DPC PPP itu akan terus mendorong dan berkomunikasi dengan pemerintah daerah untuk mengalokasikan anggaran khusus untuk mengantisipasi cuaca ekstrem. Anggaran khusus itu bisa dijadikan untuk menyewa kapal perang untuk bisa berlayar.
“Kasihan juga warga kepulauan yang tertahan lama di Pelabuhan Kalianget. Bagaimana dengan mereka yang tidak memiliki persediaan bekal yang cukup?” pungkasnya. (rei)