JEJAK.CO – Kegigihan Baddrut Tamam tampak sejak masih duduk di bangku kuliah. Kini, dia sukses menjadi Bupati Pamekasan.
Baddrut Tamam memulai karirnya di dunia politik sejak 2009. Sejak saat itu pula, Mas Tamam, sapaan karibnya, berhasil menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Timur perwakilan Daerah Pemilihan (Dapil) Madura.
Pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2014, Mas Tamam kembali terpilih kembali sebagai anggota DPRD Jawa Timur dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Karier politiknya tergolong moncer. Diusia yang muda, dia langsung melejit ke Jawa Timur. Belum purna sebagai anggota dewan, Mas Tamam mengikuti kontestasi pemilihan bupati pada tahun 2018. Lagi-lagi, dia terpilih sebagai Bupati Pamekasan periode 2018-2023.
“Saat itu saya terpilih sebagai anggota DPRD Jawa Timur termuda, pada tahun 2014 juga kembali terpilih sebagai anggota DPRD Jawa Timur, pada tahun 2018 mengikuti kontestasi pemilihan bupati dan akhirnya kembali terpilih,” kata Mas Tamam kepada sejumlah mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) saat berkunjung ke Mandhepah Agung Ronggosukowati, Senin 13 Februari 2023.
Sebelum terjun di dunia politik, Mas Tamam telah melewati proses yang panjang. Dirinya tergolong sosok yang gigih dan rajin.
Berkarier di politik bukan cita citanya. Sesuai jurusan yang ditempuh, Mas Tamam ternyata bercita-cita sebagai seorang psikolog. Namun takdir berkata lain. Dia malah sukses menjadi politisi.
Sejak di kampus, ia tidak hanya rajin kuliah, tapi juga aktif di organisasi ekstra, bahkan mendirikan lembaga kajian bersama teman-temannya.
“Selama kuliah mendirikan sekitar empat lembaga kajian yang bisa meningkatkan intelektualitas antara teman, bawa kopi sendiri, bawa buku sendiri kemudian berdiskusi disitu,” kata Mas Tamam saat bercerita di depan mahasiswa.
Selama di kampus, Mas Tamam juga pernah merasakan pahitnya berjuang untuk bisa bertahan hidup. Politisi energik itu juga pernah jualan kerupuk. Kala itu, dia belu kerupuk mentah dari Madura. Kerupuk itu diolah atau digoreng dan dijual bersama teman-temannya.
“Saya pada waktu itu bisa menghasilkan untung bersih Rp1,5 juta setiap minggu. karena jualannya hari Sabtu dan Minggu untung itu kemudian dibagi dua dengan teman saya jadi 700an karena gengsinya anak muda tinggi, saya pakai kacamata dan muka ditutup pakai sapu tangan itu,” ujar Mas Tamam sambil mengenang masa-masa di kampus.
Mas Tamam kemudian berpesan bahwa kesuksesan itu akan diraih dengan kerja keras, tekun dalam proses dan istikamah.
Selain itu, ia juga berpesan kepada mahasiswa yang menemuinya untuk selalu membangun atmosfer positif di lingkungannya. Karena sikap yang baik kepada siapapun akan mempengaruhi terhadap proses seseorang dalam meraih cita-cita.
Menjadi sukses dan terhormat tidak harus menjatuhkan orang lain. Hormati orang lain jika ingin terhormat, “muliakan orang lain jika ingin mulia. Itu prinsip orang Madura,” pesannya. (rul/rei)