JEJAK.CO-Untuk memaksimalkan realisasi program Pengendalian dan Pencegahan Infeksi atau biasa disingkat PPI, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr H Moh Anwar Sumenep kini berencana menyediakan alat cuci tangan di setiap ruangan.
Upaya tersebut merupakan bentuk realisasi atau langkah serius dari kegiatan In House Training mengenai Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) bagi seluruh karyawan RSUD Sumenep yang digelar sebanyak dua kali, yakni pada tanggal 17-19 dan 24-25 September 2019.
Kepala Bidang Informasi dan Evaluasi RSUD dr H Moh Anwar Sumenep, dr Suhartinah mengatakan bahwa pelayanan oleh perawat di lingkungan rumah sakit penuh dengan resiko, baik yang tampak maupun tidak tampak.
“Salah satu resiko yang tidak tampak adalah infeksi yang diperoleh dari pasien. Jadi, itu kumannya banyak,” terangnya kepada Jejak.co, ditemui di ruangan PIP, Sabtu (5/10/22019).
Suhartinah lalu mencontohkan infeksi tak tampak yang berbahaya, yakni pada saat melayani pasien yang terjangkit penyakit TBC dan batuk. Dalam menangani dua penyakit menular ini, rentan terjadi infeksi apabila tidak memakai masker dan menerapkan 5 momen cuci tangan.
“Salah satunya, pasien TBC dan batuk. Kalau kita pakai kosongan gini, itu berbahaya. Jadi harus pakai masker dan cuci tangan itu yang nomor satu,” paparnya.
Oleh karena itu, perlu ada perhatian serius mengenai pencegahan infeksi terhadap seluruh karyawan, “setiap karyawan harus paham,” katanya.
Untuk sekadar diketahui, 5 momen cuci tangan yang dimaksud antara lain, sebelum dan sesudah menyentuh pasien, sebelum dan sesudah memeriksa pasien, kemudian setelah menyentuh tempat-tempat yang rawan virus.
“Jadi, sebelum dan sesudah melakukan tindakan apa pun ke pasien, dipastikan harus cuci tangan terlebih dahulu,” ujarnya.
Target pelayanan oleh pihak RSUD dalam waktu dekat, sebagaimana telah diupayakan, di setiap ruangan RSUD nantinya akan disediakan alat dan cairan untuk cuci tangan, atau yang biasa dikenal dengan istilah hand sanitizer, berupa cairan softa man hand disinfection. “Jadi, ndak perlu pakai kran sudah,” katanya.
Tidak hanya perawat yang harus diperhatikan. Menurut Suhartinah, langkah antisipatif terhadap kemungkinan terjadinya infeksi tidak hanya berlaku untuk karyawan saja, melainkan juga untuk para pengunjung.
“Terutama bagi pembesuk yang kerap kali membawa makanan apa saja, kan tempat-tempatnya sudah terkontaminasi kuman itu,” ungkapnya.
Selain itu, Suhartinah juga berharap agar pengunjung mematuhi jam besuk, tidak menggelar ‘kemah’ di ruang rumah sakit. Terkahir, pembesuk maupun pengunjung dianjurkan agar tidak membawa anak di bawah usia 7 tahun, karena di area rumah sakit rawan terjadi infeksi terhadap anak yang sistem kekebalan tubuhnya belum sempurna.
Penulis : Mazdon
Editor : Ahmad Ainol Horri