JEJAK.CO-Demi mendorong pembangunan SDM 4.0, sejumlah tokoh muda Sumenep yang dipimpin oleh Donny M Siradj mengajak rekan-rekan jurnalis, baik dari media online, cetak, maupun media elektronik untuk turut serta mengapresiasi launching Yayasan Milenial Madura (YMM), Jumat sore (8/11/2019).
Donny M Siradj adalah salah seorang eksekutif muda profesional yang berkiprah di industri high-tech (IT, Telco). Sebelum pulang ke tanah kelahirannya, tokoh muda asal Ganding Sumenep ini terlebih dahulu membangun stakeholder, atau lebih tepatnya mempeluas jaringan di bidang bisnis dan kegiatan-kegiatan sosial di kancah nasional maupun internasional.
Acara yang bertajuk ‘Press Conference Launching Yayasan Milenials Madura’ ini dikemas dengan suasana santai nan penuh keakraban.
Sebelum dimulai, rekan-rekan media dipersilakan menyantap suguhan berupa nasi pocong, apen, kue, dan minuman ala kadarnya. Setelah cukup bersahabat dengan keadaan, launching pun digelar.
Donny lalu tampil menyampaikan latar belakang, visi-misi, serta kalimat yang menjadi jargon utama pendirian Yayasan Milenial Madura (YMM) ini.
“Toron Yuk… Bangun Sumenep,” mengawali pembicaraan, Donny mengajak rekan-rekan media mengepalkan tangan bersama-sama.
Sebelum jauh menyampaikan visi dan misi didirikannya YMM ini, Donny mengutarakan kerinduannya yang mendalam akan rumah peninggalan kakeknya, yang kebetulan dijadikan tempat peluncuran YMM, berlokasi di Jalan Jaksa Agung Suprapto No. 06 Pajagalan, tepatnya di sebelah timur Museum Keraton Kabupaten Sumenep.
“Ini rumah saya. Saya lahir di Sumenep. Kakek dan ayah saya juga orang Sumenep. Lama saya berkeliling dunia membangun karir. Dan sudah saatnya kami ikut berpikir membangun Sumenep ke depan. Program-program yang dilakukan Yayasan Milenial Madura (YMM) ini nantinya akan menggandeng semua pondok pesantren di Sumenep,” ujar suami dari salah seorang pemeran film ‘Ketika Cinta Bertasbih’ itu.
Misi yang diusung oleh pemuda lulusan Harvard Busines School – Aalto Executive Education of Boston USA itu, salah satunya, mendukung visi pemerintah dalam hal keagamaan, sosial-ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan lingkungan hidup.
Dengan bekal pengetahuan, pengalaman, dan stakeholders yang dibangunnya selama 14 tahun, kekasih sah Parmaera Galda Pratiwi itu merasa yakin, YMM akan mampu mendorong laju pertumbuhan dan kemajuan pembangunan Sumenep, terutama dalam pembangunan SDM for dot zero atau 4.0 di Kota Keris ini.
Donny mengaku banyak berkomunikasi dengan para putra daerah yang berkarir di dalam maupun di luar negeri mengenai cita-cita yang diimpikannya tentang kota kelahirannya ini.
Di tingkat internasional, Donny mengaku telah menjalin kerjasama dan berkolaborasi dengan Yayasan Nusantara di Amerika Serikat yang dinahkodai oleh Imam Syamsi Ali, juga dengan Komunitas Islam Indonesia (KMII) di Jepang.
“Di tingkat pusat, YMM didukung oleh ‘Papa Online’ kita Sandiaga Uno dan Ustaz Abdul Somad,” imbuhnya.
Di Sumenep, lebih lanjut Donny, YMM didukung oleh beberapa pengasuh pondok pesantren besar yang ada di Kabupaten Sumenep. Sebut saja diantaranya, KH Muqsith Idris (Ponpes Annuqayah Guluk-Guluk), KH Fauzi Tidjani (Ponpes Al-Amien Prenduan), KH Thaifur Ali Wafa (Ponpes As Sadad), KH Ramdhan Siradj (Ponpes Nurul Islam), KH Taufiqurrahman FM (Ponpes Mathlabul Ulum), dan dukungan langsung dari kiai muda yang ia sebut dengan ‘kiai milenial’, yaitu KH Fikri A Warits dari Ponpes Annuqayah.
Setelah penyampaian visi dan misi, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab antara wartawan dan pengurus YMM mengenai bagaimana langkah dan strategi pelibatan pesantren dalam program-program yang akan dicanangkan oleh Donny dan rekan-rekannya, termasuk bagaimana cara membangun Sumenep di era 4.0.
“Kita ingin menjalin kerjasama dengan pesantren-pesantren agar para santri juga terlibat aktif dalam pembangunan Sumenep. Jadi, tidak sekadar hanya menjadi menonton. Di era 4.0, di era kecanggihan teknologi ini, kita dituntut untuk mampu bersaing di media. Kita akan salurkan ilmu-ilmu tersebut di pesantren. Misalnya, bagaimana pembuatan konten vlog video dan semacamnya,” papar dia.
Wujud kerjasama ini, sebut Direktur of Sales and Business Development for Communication, Media, and High Tech Industri di Accenture itu, salah satunya melalui konsep pemberdayaan produktif ekonomi keummatan dengan memanfaatkan sumber pendanaan zakat, infak, sedekah, dan wakaf.
“Contohnya program smart agriculture dan smart fisheries. YMM akan menjembatani pendirian Rumah Siap Kerja (RSK) untuk kaum muda agar memiliki keahlian berwirausaha sebelum masuk dunia kerja,” imbuhnya.
Di bidang pendidikan, kata Donny, YMM sudah merancang pembelajaran terbuka berbasis elektronik atau e-learning, yaitu demi pemerataan pendidikan di daerah kepulauan atau pesisir. “Dan tentunya, nanti kita urus itu infrastruktur dan sarana prasarananya,” pungkas master of public policy di School of Goverment & Public Policy Indonesia (SGPP) itu.
Sebelum ditutup dengan pembacaan doa oleh KH Fikri A Warits, Kiai Fikri biasa dipangil, berharap agar awak media turut mengawal perjalanan yayasan yang disebutnya sebagai wadah pergerakan kaum milenial ini.
“Saya berharap teman-teman berkenan untuk mengawal Yayasan Milenials Madura ini, ikut berpikir, memberikan sumbangsih yang berupa ide atau gagasan bagaiman untuk membangun Sumenep,” jelasnya.
“Semoga apa yang dicita-citakan oleh kita semua, khususnya Yayasan Milenials Madura, akan mendatangkan kebaikan bagi masyarakat Kabupaten Sumenep,” pungkas pengasuh Ponpes Annuqayah Daerah Lubangsa itu.
Penulis: Mazdon
Editor: Ahmad Ainol Horri