JEJAK.CO, Sumenep – Pasar Hewan Terpadu di Desa Pakandangan Sangra, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep kembali disorot. Pasalnya, proyek tersebut hingga sekarang tetap tak berfungsi.
Kini kondisi pasar hewan yang dibangun menghabiskan dana sekitar Rp 2 miliar lebih tersebut sangat memperihatinkan. Terlihat tidak ada perawatan dan aktivitas apapun.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sumenep harus memutar otak untuk kesekian kalinya agar dapat menghidupkan pasar hewan yang dibangun 2014 tersebut.
“Kita masih berusaha Mas, mencari pihak ketiga yang bisa diajak kerjasama”, ungkap Agus Dwi Saputra, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep, Rabu (14/7/2021).
Lebih lanjut, Agus mengaku sudah melakukan upaya untuk menghidupkan pasar hewan tersebut.
“kita sudah ke desa kemarin, kita juga sudah menghubungi pihak swasta, tapi belum ada keputusan yang final, ” ujarnya.
Di pihak lain, Anggota Komisi II DPRD Sumenep, Irwan Hayat menilai tahapan perencanaan pembangunan pasar hewan itu gagal.
“Jadi kalau sampai sekarang tidak difungsikan, yang pasti itu berarti gagal di perencanaan,” terang politisi PKB itu.
Harusnya, sejak awal perencanaan pembangunan pasar hewan itu memperhatikan semua aspek sehingga keberadaannya benar-benar bermanfaat bagi masyarakat.
“Seharusnya direncanakan dengan matang, dan ini menunjukkan bahwa memang para leading sektor tidak melihat aspek-aspek yang lain, bahkan bisa saja tidak mendengarkan keinginan dari masyarakat”, imbuhnya.
Saddam Husen, Warga Bluto juga menyayangkan proyek yang dibiayai APBN Rp 2 miliar dan APBD Sumenep Rp 200 juta tersebut tidak berfungsi. Sebab, tempat tersebut bisa meningkatkan perekonomian sekitar.
“Saya pribadi berharap difungsikan, sebab orang tua saya punya rencana untuk berjualan di sana, ini kan lumayan untuk keluarga kami,” ujarnya.
Pemerintah dituntut bisa lebih konkret mencari solusi agar pasar tersebut berfungsi. Jika tidak, pembangunan tersebut akan menambah jumlah deretan bangunan yang dibiayai APBN yang dibiarkan rusak begitu saja.
Penulis : Rifand NL
Editor : Ahmad Ainol Horri