Jejak.co – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sumenep mengaku belum tahu soal tata niaga tembakau musim tanam tahun ini. Sebab hingga sekarang pihak eksekutif tak pernah koordinasi.
Hal itu disampaikan anggota Komisi II DPRD Sumenep Akis Jazuli. Ia menyatakan bahwa sampai saat ini tak pernah ada koordinasi dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan setempat untuk berembuk masalah tembakau.
“Saya tegaskan belum ada koordinasi lembaga legislatif dengan eksekutif dalam hal ini dinas pertanian menyikapi masalah harga tembakau,” kata politisi muda asal Talango tersebut.
Karenanya, pihaknya tidak tahu berapa kuota pembelian gudang dan harga tembakau yang dipatok oleh pabrikan.
Menurut Akis, biasanya legislatif baru bisa sharing pendapat ketika ada warga yang mengadu. Seharusnya tidak demikian, sejak awal eksekutif koordinasi dan berembuk, bukan pada saat ada masalah atau pengaduan dari masyarakat.
Jika mau serius, lembaga legislatif, eksekutif, pabrikan dan petani harus duduk bareng, agar petani tidak merugi. “Karena salah satu tolok ukur kesejahteraan masyarakat Sumenep dilihat dari petaninya,” ujar Akis.
Pihaknya mengaku prihatin manakala petani menjerit karena selalu merugi. Biaya produksi mahal sedangkan harga jualnya murah. Hal itu selalu terjadi. Oleh sebab itu, dalam waktu dekat, politisi Nasdem ini berjanji akan memanggil dinas terkait.
Selain itu ia juga berharap pihak pabrikan memberi tahu berapa serapan yang akan dilakukan musim ini.
“Jika pabrikan kuotanya tidak sebanding dengan adanya tembakau petani maka harus ada solusi dari pemerintah,” pintanya.
Sebelumnya, Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Sumenep KH Thalabuddin menyatakan bahwa sampai sekarang belum ada pabrikan yang menginformasikan akan melakukan pembelian tembakau. Masalah tersebut membuat para petani khawatir.
Pabrikan yang sudah menyatakan pembelian tembakau baru satu pabrikan, yakni PT Djarum. Pabrikan ini akan membeli tembakau Madura sebanyak 9.000 ton yang tersebar di tiga kabupaten, yakni Sumenep, Pamekasan dan Sampang.
PT Djarum akan membeli kualitas tembakau yang bagus, yakni tembakau pegunungan dan tegal yang tidak dicampur dengan tembakau lain. Untuk harga belum ditentukan, karena masih akan melihat kualitas tembakau yang ada.
Penulis : Ahmad Ainol Horri