JEJAK.CO-Setelah MoU peminjaman 50 buku tiap bulan kepada 87 lembaga pendidikan, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sumenep, Achmad Masuni mengakatakan akan bekerjasama dengan desa.
“Bagaimana dana desa itu bisa dikembangkan untuk mendirikan gedung perpustakaan. Setiap desa,” pesannya.
Masuni menyampaikan, desa yang akan diajak kerjasama sebanyak 330 dan 700 lembaga pendidikan. “Dalam 5 tahun bagaimana kami sudah urus MoU-nya itu semua,” akunya.
Masuni, akrab disapa, menuturkan bahwa fungsi dari adanya perpustakaan tidak hanya untuk kegiatan membaca buku, melainkan juga harus menjadi wahana untuk berkreativitas terhadap isi buku itu.
Maksudnya, bagaimana ke depan buku-buku yang ada tidak hanya menjadi sekadar bahan bacaan, melainkan bagaimana agar dapat menaikkan taraf hidup masyarakat. Misalnya, buku-buku terkait dengan masalah aplikasi tentang ternak ikan lele, ternak ayam, dan lain sebagainya.
Untuk itu, pihaknya akan mendatangkan langsung pengarang buku-buku terkait itu. “Nah, kami akan mengundang langsung narasumbernya. Ngundang pengarangnya itu nanti ke sini,” tekad Masuni.
Hal tersebut merupakan salah satu upaya agar isi buku bisa ditularkan kepada masyarakat. Dari itu kemudian diharapkan supaya masyarakat yang notabene belum mempunyai pekerjaan nantinya bisa kreatif dan bekerja.
Masuni menyatakan bahwa pihaknya akan dengan senang hati dan ikhlas dalam melakukan kunjungan ke desa-desa terpencil dimana mereka sulit datang langsung untuk dapat mengakses literatur yang disediakan oleh perpustakaan daerah milik Pemerintah Kabupaten Sumenep ini.
“Kami akan datang ke masyarakat, kami akan melayani masyarakat secara sungguh-sungguh,” semangat Masuni.
Sementara ini, persediaan buku yang ada berjumlah sekitar 74.000 judul. Sehingga mengenai teknis pengelolaan peminjaman buku tersebut sifatnya adalah dengan cara bergilir.
“Muter, gantian dari lembaga ke lembaga atau desa ke desa. Lembaga A kan sudah pakek, lembaga B juga pakek, nanti yang lembaga A itu ke lembaga B dulu, dan sebaliknya. Kalau sudah selesai, baru nanti beli buku baru,” terangnya.
Dijelaskan lebih lanjut, setiap tahun pihaknya akan menganggarkan pengadaan buku-buku baru. “Penambahan buku itu ada sekarang, sudah dianggarkan Rp260 juta, sudah ada. Cuma ini kurang. Kalau untuk memeratakan pada semua desa dan lembaga, ya, itu butuh anggaran banyak,” imbuhnya.
Oleh karena itu, melalui penggalakan program literasi ini, pihaknya berharap ada perhatian dari pemerintah daerah Kabupaten Sumenep, yaitu demi menopang kemajuan pendidikan serta meningkatnya kesejahteraan taraf hidup masyarakat.
Penulis : Mazdon
Editor. : Ahmad Ainol Horri