Kilas Balik Timnas Indonesia di Piala AFF 2016 – Jejak

logo

Kilas Balik Timnas Indonesia di Piala AFF 2016

Jumat, 9 November 2018 - 04:14 WIB

5 tahun yang lalu

Jakarta, CNN Indonesia — Pencapaian Timnas Indonesia di Piala AFF 2016 terbilang fenomenal mengingat persiapan singkat justru membuat Garuda melesat ke partai puncak.

Publik juga sempat pesimistis dengan prestasi Indonesia di edisi kali ini. Sebab, skuat Garuda kembali menjalani persiapan mepet usai lepas dari sanksi FIFA.

Kendala tak berhenti sampai di situ. Pelatih Alfred Riedl yang ditunjuk secara dadakan juga harus tarik-menarik dengan klub yang enggan melepas pemainnya yang harus bersaing di turnamen Indonesia Soccer Championship.

Sesi pemusatan latihan juga acap kali berlangsung tegang. Zulham Zamrun yang kala itu tengah naik daun, sempat terlibat cekcok dengan suporter yang meledeknya dari tepi lapangan Universitas Pelita Harapan, Tangerang.

Riedl juga dipaksa putar otak ketika dua pemainnya, Ichsan Kurniawan dan Irfan Bachdim dibelit cedera jelang bergulirnya turnamen. Bahkan ia terpaksa memanggil eks penggawa Timnas Indonesia U-19 Muchlis Hadi Ning Syaifulloh.

Pelatih asal Austria tersebut sangat terbantu dengan kehadiran kapten tim Boaz Solossa. Striker asal Papua itu dijadikan kepanjangan tangan Riedl untuk mempersatukan tim dan memupuk kepercayaan diri jelang tampil di turnamen terbesar di Asia Tenggara.

Boaz memimpin pasukan Indonesia baik di dalam maupun di luar lapangan. Etos kerjanya melahap menu latihan jadi pelecut pemain lain untuk tampil maksimal di luar batas yang dimiliki.

Timnas Indonesia pun berangkat dengan nothing to lose. Terlebih PSSI tak berani mematok target berlebihan karena memang persiapan berjalan pas-pasan dan para pemain sempat frustrasi karena konflik di tubuh federasi yang membuat kompetisi resmi sempat terhenti.

Skuat Garuda pun harus melakoni laga perdana nan berat lawan Thailand di Filipina yang kala itu terpilih sebagai salah satu tuan rumah bersama Myanmar.

Pahit di Laga Perdana

Hasil negatif di laga perdana lawan Thailand seakan jadi pertanda bahwa Indonesia memang tak akan melangkah lebih jauh pada edisi kali ini. Betapa tidak? Boaz Solossa harus menelan pil pahit dikalahkan Thailand 2-4.

Kurnia Mega harus memungut bola dari gawangnya dua kali di babak pertama lewat gol Peerapat Notchaiya dan Teerasil Dangda. Boaz dan Lerby Eliandry sempat membuka asa usai menyamakan kedudukan menjadi 2-2 di pertengahan babak kedua.

Namun, penampilan solid tim Gajah Perang tak mampu dibendung. Teerasil Dangda jadi momok bagi lini pertahanan Indonesia lewat dua gol tambahan sekaligus mencatat hattrick pada laga ini.

Tetapi grafik permainan Timnas Indonesia malah meningkat di laga kedua. Tuan rumah yang difavoritkan lolos fase grup berhasil diimbangi dengan skor 2-2. Pasukan Merah Putih sempat memimpin dua kali namun selalu mampu disamakan tim lawan.

Hasil imbang lawan Filipina membuka asa Indonesia untuk merebut satu tiket ke semifinal. Terlebih tim tuan rumah hanya mampu bermain imbang tanpa gol versus Singapura di laga perdana.

Laga Hidup-Mati

Indonesia pun dihadapkan dengan pertarungan hidup-mati kontra Singapura di laga pamungkas fase Grup A. Sementara Filipina harus meladeni tim favorit juara Thailand.

Seperti laga-laga sebelumnya, suporter Timnas Indonesia mendominasi tribune penonton untuk menyuntikkan semangat. Namun, mereka sempat tertunduk lesu ketika Singapura mampu mencetak keunggulan di babak pertama berkat gol salto Mohammad Khairul Amri.

Namun, Boaz Solossa dan kawan-kawan tak mau menyerah begitu saja. Apalagi suporter tim Merah Putih tak berhenti bersorak di sepanjang laga.

Indonesia yang tampil lebih agresif di babak kedua berhasil memecah kebuntuan tim Merah Putih lewat tendangan voli Andik Vermansah di menit ke-62. Stadion Rizal Memorial pun bergemuruh terlebih mengetahui Filipina tertinggal 0-1 dari Thailand.

Perjuangan keras skuat arahan Alfred Riedl akhirnya berbuah manis di menit ke-85 berkat gol Stefano Lilipaly, lima menit jelang waktu normal berakhir.

Singapura berupaya memborbardir pertahanan Indonesia yang dipaksa bermain ultra defensif. Kegigihan anak-anak Indonesia terbayar lunas setelah wasit meniup peluit panjang tanda pertandingan berakhir untuk kemenangan Indonesia 2-1.

Indonesia pun akhirnya berhak melaju ke semifinal setelah di tempat terpisah Filipina takluk 0-1 dari Thailand. Selanjutnya, Garuda harus berhadapan dengan Vietnam sementara Thailand ditantang Myanmar.

Dinaungi Dewi Fortuna

Tak dimungkiri bahwa Indonesia seperti dinaungi dewi fortuna di babak empat besar ini. Pasalnya, Vietnam lebih diunggulkan.

Indonesia menjamu Vietnam lebih dulu di Stadion Pakansari, Bogor, pada 3 Desember. Asa tim Merah Putih membumbung tinggi setelah sukses mencetak gol cepat di menit ketujuh berkat sundulan Hansamu Yama memanfaatkan situasi sepak pojok.

Vietnam yang bermain lebih solid berhasil menyamakan kedudukan di menit ke-17 melalui tendangan penalti Nguyen Van Quyet. Pertandingan berjalan menegangkan apalagi Vietnam beberapa kali menebar ancaman berbahaya.

Sayangnya, dewi fortuna yang sempat menaungi anak-anak Indonesia malah menjauh di leg kedua. Boaz Solossa dan kawan-kawan mampu memberikan perlawanan namun harus menyerah 0-2 saat jadi tim tamu di Bangkok.Stadion Pakansari bergemuruh setelah Boaz memastikan kemenangan melalui tendangan penalti pada menit ke-50. Kemenangan 2-1 jadi modal positif untuk melakoni leg kedua di Hanoi.

Pada leg kedua, Vietnam yang butuh kemenangan 1-0 malah tertinggal lebih dulu lewat gol Stefano Lilipaly di menit ke-54. Perjuangan tuan rumah semakin berat setelah kiper Tran Nguyen Manh diganjar kartu merah.

Namun, Vietnam mampu membalikan keadaan melalui gol Vu Van Thanh (83′) dan Vu Minh Tuan (90+3′). Beruntung Indonesia mampu mencetak gol penyama kedudukan 2-2 melalui eksekusi penalti Manahati Lestusen di masa perpanjangan waktu. Indonesia pun berhak melaju ke final dengan agregat 3-2.

Final Antiklimaks

Di final, Indonesia kembali berhadapan dengan Thailand yang sukses menyingkirkan Myanmar dengan agregat 6-0. Hasil dramatis pun terjadi di partai puncak turnamen sepak bola Asia Tenggara.

Asa Indonesia untuk membalas dendam kalah di fase grup sempat terbuka lebar usai memenangi leg pertama 2-1 berkat gol Rizky Rizaldi Pora dan Hansamu Yama di Stadion Pakansari.
Gelar yang sudah berada di depan mata pun kembali lenyap. Untuk kali kelima skuat Garuda harus pulang dengan tanpa hampa di laga puncak.

Kini, Timnas Indonesia di bawah kendali Bima Sakti punya tugas untuk memecah kutukan juara tanpa gelar yang selama ini melekat. Beto Goncalves dan kawan-kawan ditarget juara untuk melepas dahaga gelar di Piala AFF 2018.


Baca Lainnya