Gema Takbir Iduladha 1443 H, Bupati Sumenep Sebut Berkurban Wujud Kesholehan Sosial – Jejak

logo

Gema Takbir Iduladha 1443 H, Bupati Sumenep Sebut Berkurban Wujud Kesholehan Sosial

Sabtu, 9 Juli 2022 - 19:50 WIB

2 tahun yang lalu

Bupati Sumenep Achmad Fauzi menandai gema takbir Iduladha 1443 H dengan memukul beduk, dan secara bergiliran dilanjutkan Wakil Bupati Hj. Dewi Khalifah, Sekretaris Daerah Edy Rasiyadi dan unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Foto/Diskominfo Sumenep)

JEJAK.CO, Sumenep – Bupati Sumenep Achmad Fauzi gelar gema takbir Iduladha 1443 Hijriah atau 2022. Gema takbir 2022 berbeda dari tahun sebelumnya.

Bupati Sumenep Achmad Fauzi gelar takbir Iduladha 2022 di tempat yang lebih terbuka, yaitu di Lapangan Kesenian Sumenep (LKS) dan disiarkan secara langsung melalui Channel Youtube Dinas Komunikasi dan Informatika, Sabtu malam (09/07/2022).

Sebelumnya, pada tahun 2021-2022, takbir digelar di Pendopo Agung Keraton Sumenep karena dalam masa pandemi Covid-19.

“Tempat pelaksanaan takbir Iduladha tahun ini memang tidak seperti 2 tahun sebelumnya di Pendopo Agung Keraton Sumenep, namun di LKS karena, kasus Covid-19 mulai terkendali atau reda,” kata Achmad Fauzi.

Iduladha momentum bagi umat muslim untuk selalu mengabdi kepada Allah dan berbagi kepada sesamasesama dengan cara berkurban.

Kata Fauzi, kurban merupakan bentuk tanda syukur atas nikmat Allah. Berkurban merupakan wujud kesholehan sosial. Karena dengan berkurban, seseorang bisa
saling memberi, berbagi, tolong menolong, dan menebar manfaat dari individu kepada masyarakat yang membutuhkan. Ini wujud kesholehan sosial

“Kurban semakin memberikan kesadaran bahwa harta yang dimiliki bukanlah mutlak milik kita, namun harta dan materi di dunia hanya titipan dari Allah SWT yang di dalamnya terdapat hak orang lain,” kata Fauzi.

Kendatipun Covid-19 mereda, Ketua DPC PDI Perjuangan tersebut tetap mengimbau masyarakat Sumenep tetap waspada agar Sumenep aman dan bebas dari Covid-19.

“Semoga kasus Covid-19 di Kabupaten Sumenep bisa terkendali agar tidak ada lagi pembatasan aktivitas masyarakat, seperti dua tahun sebelumnya yang berdampak negatif terhadap kesehatan, ekonomi dan pendidikan,” harapnya. (rei)


Baca Lainnya