JEJAK.CO-Miris sekali penghuni Lapas Kelas II-A Pamekasan. Pasalnya, selain mereka tidak bisa menikmati alam bebas juga harus mengelus dada karena sesaknya penghuni lapas karena overkapasitas.
Jumlah penghuni lapas terlampau banyak, bahkan melebihi kapasitas yang ada. Terdapat 1.240 orang tahanan dan narapidana sementara kapasitas Lapas Kelas II-A Pamekasan hanya bisa menampung 585 orang.
Kepala Lapas Kelas II-A Pamekasan M. Hanafi mengatakan overkapasitas lapas itu sudah terjadi sejak beberapa waktu lalu. Ditambah lagi ada kiriman dari lapas Malang dan Lumajang sekitar 93 orang akibatnya lapas semakin sesak.
Pihaknya mengaku telah mengusulkan pengembangan bangunan kepada pemerintah pusat namun sampai saat ini belum dianggarkan.
Selain itu upaya yang dilakukan untuk mengatasi sesaknya para penghuni lapas dilakukan penerapan kelas pengawasan yang terbagi menjadi tiga, yakni kelas sekuriti, kelas medium, dan kelas maksimum.
Kelas minim sekuriti itu dihuni oleh para binaan yang sudah hampir keluar dan berprilaku baik. Mereka ditempatkan di kamar yang cukup longgar bersama banyak tahanan lain. Selain itu, pengawasan mereka juga minim.
Sementara di kelas medium terdapat penghuni yang jumlahnya lebih sedikit. Berbeda dengan kelas maksimum sekuriti, kamarnya terkunci, sebab dikhawatirkan berpengaruh negatif terhadap warga lapas lainnya.
Selain itu mereka dijaga ketat, kelas maksimum sekuriti ini terdapat warga binaan dari berbagai macam kasus paling banyak kasus narkoba. Mereka ditempatkan di kamar maksimum sekuriti karena dikhawatirkan penghuni dengan kasus narkoba menggunkan lagi barang haram itu.
“Penghuni dari kasus itu biasanya memiliki keinginan tinggi untuk menggunakan kembali, kami awasi ketat mereka yang masuk maksimum sekuriti,” tambahnya.
Pembagian kamar dari penerpan sistem kelas tersebut sedikit memabantu mengurai sasaknya penghuni lapas yang kelebihan kapasitas.
Penulis : Fahrurrosyi
Editor : Haryono
