JEJAK.CO, Sumenep – Rapat Paripurna Hari Jadi Kabupaten Sumenep ke-753 di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) terlihat istimewa, Senin (31/10/2022).
Rapat paripurna kali berbeda dari hari biasanya. Sambutan yang disampaikan Ketua DPRD Sumenep Abdul Hamid Aku Munir menggunakan Bahasa Madura. Begitu pula dengan sambutan Bupati Sumenep Achmad Fauzi.
Penggunaan Bahasa Madura dalam Paripurna Hari Jadi Kabupaten Sumenep ke-753 wujud dari komitmen pemerintah (legislatif-eksekutif) dalam melestarikan bahasa daerah.
Ketua DPRD Sumenep Abdul Hamid Ali Munir mengaku penggunaan Bahasa Madura dalam acara resmi tidak semudah menggunakan Bahasa Indonesia. Sebab, bahasa daerah ini mulai ‘dijauhi’ oleh generasi muda. Bahasa daerah dianggap tidak gaul.
Justru para generasi muda lebih senang belajar bahasa asing daripada bahasa daerah. Untuk mengikuti perkembangan zaman, bahasa asing penting, namun bukan berarti meninggalkan bahasa daerah sebagai warisan budaya nusantara.
“Oleh sebab itu, pada acara Paripurna Hari Hadi Kabupaten Sumenep, kamu menggunakan Bahasa Madura untuk memberi pesan pada masyarakat Sumenep terutama anak muda bahwa melestarikan bahasa daerah itu sangat penting,” ungkap Hamid.
Politisi PKB itu berharap mata pelajaran bahasa daerah di sekolah lebih ditingkatkan, agar Bahasa Madura lestari dan mampu bertahan di tengah gempuran bahasa-bahasa asing yang populer di kalangan remaja.
”Kalau perlu, wajib berbahasa Madura,” imbuhnya.
Ia juga berharap Dinas Pendidikan mengevaluasi penggunaan Bahasa Madura di sekolah.
Hamid kemudian mengatakan bahwa Hari Jadi Kabupaten Sumenep ke-754 harus menjadi renungan dan evaluasi bersama.
Sebab pasca pandemi Covid-19, semua sektor kehidupan mulai dari kesehatan hingga ekonomi mengalami penurunan yang drastis.
”Untuk itu, penting mendorong pemerintah, terutama dalam memulihkan perekonomian Kabupaten Sumenep,” tambahnya.
“Ekonomi masyarakat harus pulih. Perdagangan dan pertanian juga bisa berkembang seperti sedia kala,” harapnya.
Sementara itu, Bupati Sumenep, Achmad Fauzi mengapresiasi sidang paripurna yang menggunakan Bahasa Madura.
Kebiasaan menggunakan bahasa Madura harus dilestarikan.
Politisi PDI Perjuangan itu juga akan mencoba mewajibkan penggunaan Bahasa Madura bagi siswa pada hari-hari penting.
”Hal ini penting agar nilai-nilai budaya kita tetap dipertahankan, dan anak-anak kita tidak asing dengan bahasanya sendiri,” kata Fauzi. (rei)