Jejak.co – Pelatihan Wirausaha Muda Sumenep (WMS) kembali dilaksanakan. Program unggulan Bupati A Busyro Karim dan Wakil Bupati Achmad Fauzi ini dilaksanakan setiap tahun.
Saat ini, alumni dari pelatihan ini sudah banyak. Sebagian menjalankan bisnisnya secara mandiri. Sebagian yang lain, terutama angkatan pelatihan tahun 2018 dan 2019, menjalankan bisnisnya di Rumah Produksi WMS (Wirausaha Muda Sumenep) yang bertempat di sebelah timur Taman Bunga Kota Sumenep.
Di tempat ini (Rumah Produksi WMS) pemuda yang sedang menjalankan bisnisnya mendapatkan pengarahan dan bimbingan. Mereka terua diarahkan agar bisa mengelola bisnis dengan benar.
Untuk angkatan pelatihan tahun 2020, peserta yang ikut pelatihan langsung bisa bergabung dengan bisnis yang dikelola oleh Rumah Produksi WMS. Jadi, selain belajar, dapat uang transport, peserta pelatihan juga dapat ongkos kerja. Tetapi belum masuk di manajemen bisnis yang sudah berjalan. Karena masih dalam tahap pelatihan.
Salah satu bidang usaha yang dikelola Rumah Produksi WMS yaitu olahan catering dan roti kue. Peserta pelatihan bidang olahan roti kue tahun ini langsung praktik bersama angkatan sebelumnya yang usahanya sudah berjalan.
Mayoritas peserta tahun ini dari kalangan perempuan. Mereka rata-rata berumur 22 sampai 29 tahun.
Rani, salah satu peserta pelatihan di bindang roti kue saat ditemui di sela-sela pelatihan mengaku, dirinya tertarik ikut pelatihan karena ingin menggali dan mengembangkan potensi.
Tujuannya, supaya bisa mengembangkan kemampuan membuat roti kue guna membangun bisnis dikemudian hari.
“Siapa tau dengan ikut pelatihan ini saya bisa memulai usaha baru dikit demi sedikit nantinya,” ungkapnya.
Misrawi, Tim Bisnis Olahan Ruti Kue di Rumah Produksi WMS menyampaikan, peserta pelatihan tahun 2020 khusus ruti kue sebanyak 55 orang.
Peserta setiap hari diberi pengetahuan sekaligus praktik tentang pembuatan ruti manis, ruti sosis, strdle, kue tar, bola-bola ubi kripsi dan banyak jenis ruti lainnya.
“Peserta tahun ini berbeda dari pelatihan sebelumnya. Sekarang peserta bisa langsung bekerja dengan tim (roti kue) yang sudah ada. Jadi peserta tahun ini, selain belajar juga bisa kerja dan dapat uang ongkos,” tuturnya.
Misrawi kemudian menambahkan, setelah selesai mengikuti pelatihan, peserta kemudian dibimbing tentang pengelolaan bisnis dan pemasarannya.
Teknisnya, setiap peserta yang selesai mengikuti pelatihan membangun bisnis secara kelompok yang tergabung di Rumah Produksi WMS.
“Di Rumah Produksi WMS ini, peserta dibimbing sampai mereka bisa bersaing dengan produk lain, dan akhirnya bisa membangun bisnis sendiri,” ungkapnya.
Bisnis roti yang selama berjalan diintegrasikan dengan catering. “Jadi bagi yang ingin pesan catering bisa langsung sekaligus dengan ruti kue,” imbuhnya.
Penulis : Haryono
Editor : Ahmad Ainol Horri