JEJAK.CO, Sumenep – Realisasi dana hibah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) tahun 2020 di Kabupaten Sumenep terus jadi sorotan. Pasalnya, bantuan kepada sejumlah lembaga itu diduga banyak bermasalah.
Lembaga penerima program dana hibah tersebut menyebar di daratan dan kepulauan. Salah satu penerima adalah Yayasan Raudatul Mustarsyidin di Desa Alas Malang, Kecamatan/Pulau Raas, Kabupaten Sumenep. Lembaga ini mendapat bantuan berupa pengadaan alat pencetak es dan pembangunan sarana produksi, dengan total anggaran sebesar Rp 1,5 miliar.
Sayangnya, program dana hibah itu diduga tidak direalisasikan. Masyarakat tidak melihat ada pembangunan sarana produksi es.
“Tidak ada mas, tidak ada pabrik atau pencetak es di Desa Alas Malang termasuk di lembaga itu,” ungkap Musleh, salah satu warga Desa Alas Malang, Senin malam (8/11/2021).
Informasi bahwa program dana hibah diduga tidak direalisasikan menjadi perbincangan warga Desa Alas Malang. Di warung-warung selalu jadi bahan obrolan. Banyak warga yang pertanyakan tentang wujud dari program dana hibah tersebut.
Warga menyayangkan masalah program dana hibah itu. Sebab, jika direalisasikan akan memberikan dampak terhadap masyarakat sekitar khususnya Desa Alas Malang maupun pesantren sendiri.
“Kalau program itu direalisasikan pasti ada dampak. Misalnya ada pekerja atau mungkin masyarakat sekitar tidak sulit mencari es, karena mayoritas masyarakat Raas adalah nelayan, ketika dapat ikan butuh es,” ungkap pria yang tempat tinggalnya tidak jauh dari yayasan itu.
Musleh menambahkan, baru-baru ini memang ada mesin pencetak es di dekat Pelabuhan Desa Brakas. Namun pihaknya tidak tahu apakah pencetak es itu program dana hibah atau bukan.
“Karena alamat yayasan atau pesantren penerima itu kan Desa Alas Malang, di sana tidak ada pembangunan. Tidak ada pencetak es,” ungkapnya.
Pihaknya juga meragukan pencetak es di pelabuhan Brakas dari dana hibah karena ditempatkan di bangunan lama, yakni bekas toko. Padahal bantuan tersebut nilai mencapai miliaran.
Sementara itu, Ketua Yayasan H Sarmada saat dikonfirmasi mengakui lembaganya menerima bantuan dana hibah Provinsi Jawa Timur 2020. Ia membantah jika program tersebut dikabarkan tidak direalisasikan.
Menurutnya, program dana hibah sebesar Rp 1,5 miliar itu sudah direalisasikan. Hanya saja tempat pembangunan sarana dan pencetak es tersebut ditempatkan di pelabuhan Desa Brakas Kecamatan Raas.
“Tanahnya dari Haji Ripak, dapat hibah secara lisan, tidak tertulis,” jawabnya saat ditanya lahan bangunan sarana produksi es, Senin malam (8/11/2021).
Menurutnya bantuan berupa pengadaan alat pencetak es dan pembangunan sarana produksi sengaja ditempatkan di desa lain karena dinilai lebih strategis. Jika bantuan tersebut ditempatkan di Desa Alas Malang dinilai tidak prospek.
H Sarmada juga mengaku bahwa bantuan tersebut sudah beroperasi. Di lapangan, katanya, ada penanggung jawab yang mengurus produksi es berikut penjualannya.
“Alhamdulillah, kami mendapat hasil Rp 5 juta, kalau tidak lancar Rp 3 juta setiap bulan,” tuturnya.
Ia juga membantah kalau mesin pencetak es tersebut ditempatkan di toko bangunan lama. Pencetak es itu ditempatkan di sebuah bangunan berupa gudang yang cukup luas. Sementara toko berada di samping gudang pencetak es tersebut. (rei)