JEJAK.CO, Pamekasan – Penceramah muda Hanan Attaki lagi-lagi menjadi perbincangan di kalangan masyarakat Pamekasan. Pasalnya, penceramah asal Aceh itu ditolak warga Nahdliyin hadir ke Pamekasan untuk memberi ceramah.
Dia dijadwalkan mengisi kegiatan Sharing Session di Masjid Al-Muttaqien, Desa Laden, Kecamatan Pamekasan, Madura, pada Minggu (12/2/2023),
Hanan Attaki bukan hanya di Pamekasan ditolak saat mau ngisi ceramah. Di berbagai daerah atau Kabupaten, ustaz kontroversial itu ternyata sering ditolak. Beberapa waktu lalu ustaz dengan gaya milenial itu juga pernah ditolak di Kabupaten Sumenep, dan beberapa kabupaten di luar Madura.
Kenapa Hanan Attaki ditolak hadir di Pamekasan?
Menurut beberapa sumber yang berhasil dihimpun, Hanan Attaki pernah mengeluarkan statemen yang kontroversial. Bahkan dia dinilai melakukan pelecehan terhadap Nabi dan istri Rosulullah.
“Kita menolak orang yang pernah menghina Nabi Musa dan Istri Rosulullah,” terang Ketua PC GP Ansor Pamekasan, Maltuful Anam, Senin (13/02/2023).
Hanan Attaki pernah menyebutkan Nabi Musa preman. Selain itu ia juga menyebut istri Rosulullah “gaul”.
Pemilihan diksi itu kemudian mengundang para netizen berkomentar miring bahkan ia disebut-sebut telah melecehkan agama.
Permasalahan itu juga sudah diklarifikasi sebelumnya oleh ustaz Hanan Attaki. Ia sudah mengakui kesalahannya atas pemilihan diksi itu. Klarifikasi itu diunggah melalui akun media sosial (medsos) seperti Instagram dan YouTube.
Hanan Attaki juga menjelaskan bahwa kata preman yang ia pilih tidak dalam maksud menyakiti atau melecehkan tetapi lebih kepada makna positif. Kata preman yang ia sebut lebih pada fisiknya bukan kepada moralnya.
Sebelumnya, Ketua PC NU Pamekasan Kiai Taufik Hasyim, penolakan atas kedatangan Hanan Attaki karena berangkat dari keresahan masyarakat di sekitar Masjid Al-Muttaqien, lokasi kegiatan Sharing Session yang berlokasi di Desa Laden, Kecamatan Pamekasan.
Menurut Kiai Taufiq, beberapa ceramah yang disampaikan di beberapa daerah sering menimbulkan kontroversi dan meresahkan masyarakat. Padahal, sejatinya seorang pendakwah menyampaikan ceramah uang menyejukkan.(rul/rei)