Jejak.co-Dalam rangka Tasyakkuran Khatmi Alquran di Musala Miftahul Jannah, Dusun Buddhagan Desa Bangkal, Sumenep, Madura, Jawa Timur, 11 santriwan dan santriwati diarak dengan pangantan jhârân ke Asta Kiai Khotib Paranggan Buddhagan Desa Bangkal, Kecamatan Sumenep, Madura, Jawa Timur, Minggu sore (28/7/2019).
Musala tersebut terletak di ujung paling utara Desa Bangkal. Nama musala yang dirintis oleh Kiai Suhaimi (alm.) ini sama dengan nama madrasah diniyah yang dirintis sejak tahun 2015 oleh Sudarisman. “Yang mengajari anak-anak ngaji Alquran di sini adalah kami semua, adik saya, mertua saya Mohammad Zainal, dan saya sendiri,” terang Sudarisman.
“Tahun ini ada 11 santri yang naik pangantan jhârân. Hanya saja yang diarak ada 6 anak, mereka yang hatam Alquran. Sisanya, yang 5 anak, cukup naik pangantan jhârân di halaman musala dan rumah mereka masing-masing,” tutur salah seorang pengasuh Musala Miftahul Jannah, Sudarisman.
“Jadi, selain untuk melestarikan budaya leluhur, ini juga digelar agar anak-anak senang dan lebih semangat lagi dalam mengaji. Wah, berarti tahun depan saya akan naik kuda lagi. Kan gitu kesannya nanti dari anak-anak,” imbuhnya.
“Setiap tahun, selain ada pangantan jhârân, juga ada arak-arakan ma’ bhuta (baca: semacam ondel-ondel), drum band, dan hiburan lainnya. Sekali lagi, itu semua tidak lebih adalah sebagai penyemangat anak untuk lebih giat menimba ilmu agama,” lanjut Sudarisman.
Kuda yang ditunggangi oleh 6 anak yang hatam mengaji Alquran tersebut adalah kuda khusus. Kuda yang sudah terlatih, piawai menari dan melakukan atraksi. “Lumayan banyak biaya yang harus dikeluarkan oleh wali santri. Peranak, kudanya saja itu Rp900 ribu, ngundang dari Talango. Belum pakaiannya, pakek rumbai bunga melati, Rp600 ribu per anak,” ungkapnya. “Tapi, karena ini demi kebahagiaan dan motivasi kepada anak, nilai itu tidak ada harganya bagi mereka,” imbuhnya.
Menuruni dataran tinggi Desa Bangkal, masing-masing dari 6 anak tersebut, 5 anak diarak ke Asta Kiai Khotib Paranggan dan 1 orang ke Balai Desa Bangkal. Para orangtua, kerabat, dan masyarakat Bangkal turut beramai-ramai mengawal mereka.
Sebelum berangkat, lanjut Sudarisman, pagi harinya digelar selamatan. Ngaji Surat Yasin, Salawat Nariyah, dan doa bersama-sama para wali santri dengan harapan ‘lalampan’ (baca: warisan adat para leluhur) ini penuh dengan manfaat dan barokah.”Nanti malam acara Khatmi Alquran dan pengajiannya. Kiainya nanti adalah mantan anggota DDRD Sumenep, K Kamil Irsyad,” pungkas Sudar.
Kebahagiaan dari digelarnya lalampan pangantan jhârân ini sangat berkesan di benak para orangtua masing-masing anak.
“Cucu saya itu giat dan pinter. Di sekolahnya selalu dapat peringkat satu. Kemarin juga sempat juara lomba cerdas cermat tingkat kabupaten. Kalau waktu maghrib, dia nggak keluar kalau belum beduk azan Isya’,” cerita Abd Rasyid sumringah saat menemani cucunya naik pangantan jhâràn, Isnaini, Kelas V SDN Kebunan I Sumenep. (don/yon)