Jejak.co – Pasca aksi demonstrasi yang berujung kericuhan, Bupati dan Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) bertemu dan lahirkan empat kesepakatan.
Empat kesepaktan dicapai usai beberapa pihak melakukan musyawarah tertutup di Peringgitan Mandhapa Agung Ronggosukowati Pamekasan, Sabtu (27/6/2020).
Rapat tertutup tersebut dihadiri oleh, Pengurus Koordinator Cabang PMII Jawa Timur, ketua beserta penasehat IKA PMII Pamekasan, Ketua PC PMII Pamekasan, dan Kapolres Pamekasan.
“Setelah musyawarah dilaksanakan kami menyepakati akan menjaga komitmen perdamaian,” ujar Bupati Pamekasa Baddrut Taman.
Selain itu, lanjut orang nomor satu di Kabupaten Pamekasan itu, ada empat poin kesepakatan bersama anatara pihak-pihak yang ada dalam lingkaran musyawarah tersebut.
Pertama, komitmen menjaga kondusivitas bersama. Hal itu dilakukan sebagai upaya kejadian serupa tidak terjadi di daerah yang lain.
Kedua, PMII berharap adanya jaminan kesehatan kepada tiga kader yang terluka atas kejadian yang mengakibatkan cidera.
Ketiga, PMII meminta agar menindak tegas oknom polisi yang bertindak di luar protokol pengamanan saat aksi beberapa waktu yang lalu.
Keempat, PMII meminta galian C ilegal yang berada di kabupaten tersebut ditindak lanjuti oleh pemerintah dan kepolisian.
Sementara itu Ketua PC PMII Pamekasan Lutfi mengatakan bahwa pihaknya berharap agar kader PMII Pamekasm untuk tenang dengan tanpa melupakan amarah dan terus mengawal galian C ilegal tersebut.
“Teman-teman pergerakan diharap tenang dan sabar serta fokus dan ikut mensukseskan isu utama yang kita kawal,” katanya.
Sebelumnya, PMII) Pamekasan gelar aksi di depan kantor bupati setempat, pada Kamis siang (25/6/2020).
Dalam aksinya ratusan masa menolak keberadaan galian C ilegal.
Dalam aksi tersebut terjadi kericuhan sehingga menyebkan kepala salah satu mahasiswa bocor karena tindakan represif dari oknum kepolisian yang mengawal demo pada saat itu.
Penulis : Fahrurrosyi
Editor : Ahmad Ainol Horri