JEJAK.CO-Meskipun Sumenep telah mendapat pengakuan sebagai Kota Keris dari UNESCO, namun hingga kini, Hari Keris Nasional belum ditetapkan.
Surat yang diajukan ke Presiden Joko Widodo, Hari Keris Nasional rencananya bertepatan pada tanggal 25 November. Namun pengajuan surat penetapan Hari Keris Nasional belum kunjung ditanggapi.
“Waktu yang ke pusat, kita kan punya agenda, Sumenep sudah Kota Keris. Tapi, secara nasional itu tidak ada pengakuan,” terang Humas Serikat Pelestari Tosan Aji (Senapati) Nusantara, Ahmad Sugiharto saat ditemui Jejak.co di area pameran, Minggu (22/9/2019).
Harto, sapaan akrabnya mengatakan, agenda demi agenda akan terus direalisasikan agar Hari Keris Nasional mendapat pengakuan dari pemerintah pusat. Termasuk pembelajaran keris terhadap anak-anak usia sekolah, dalam bentuk seminar dan juga penyebaran buku materi hasil penelitian tentang keris.
“Itu nantinya berkelanjutan, agar tanggal 25 November segera ditetapkan oleh pemerintah pusat, tepatnya oleh Prisiden RI Joko Widodo, sebagai Hari Keris Nasional,” harapnya.
Menurutnya, Sumenep sebagai Kota Keris sudah mendapat pengakuan sejak 25 November 2005 dari UNESCO. Hanya saja, Hari Keris Nasional belum ditetapkan. Yang telah ditetapkan hanya batik, tari, dan wayang.
Oleh karena itu, Harto mewakili pengurus Senapati Nusantara, berharap adanya dukungan dari semua pihak, bukan hanya Desa Aeng Tongtong Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep.
Karena, setelah Kepala Disparbudpora Sumenep diundang ke Jakarta pada tanggal 4 September 2019, bersama wakil dari Bali, dibutuhkan tindak lanjut mengenai langkah dan program apa yang baik untuk diagendakan. Pada saat itu, lanjutnya, surat pengajuan Hari Keris Nasional sudah diajukan ke Presiden Joko Widodo.
Pemeran keris yang digelar setiap tahun merupakan salah satu bentuk dukungan agar Hari Keria Nasional Segera ditetapkqn. “Selama ini kita kan pameran terus, dari 2016 tingkat lokal, 2017 skala nasional, 2018 baru presiden datang ke sini, barengan sama FKMA. 2019 ini kita adakan lagi untuk meminta dukungan dari semua OPD agar memamerkan kerisnya,” panjang lebar Harto.
Harto menuturkan bahwa seluruh birokrasi atau semua organisasi perangkat daerah (OPD) Kabupaten Sumenep sudah memenuhi permintaan tersebut. “Dari birokrasinya itu mendukung secara keseluruhan. Itu sudah ada di atas (di setiap kantor OPD), sudah dipublikasikan dalam bentuk pengambilan foto,” ungkapnya.
Harto lalu membeberkan bahwa ‘Gong’ dari Visit Sumenep akan digelar tahun depan. “Nah, gongnya nanti, Mas,” katanya, “pameran keris besar-besaran akan digelar pada ‘kosong dua, kosong dua, dua kosong (2 Februari 2020),” imbuhnya.
Diutarakan, nanti akan ada sekitar 5.000 keris dari seluruh nusantara. Segala macam keris, yaitu keris Mataram, Solo, Yogyakarta, Cirebon, Jakarta, Malang. Termasuk Sulawesi, Bima, Flores. “Pokoknya se-Nusantara,” tandasnya semangat.
Penulis : Mazdon
Editor : Ahmad Ainol Horri