Jejak.co. Sumenep – Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Sumenep, Madura, Jawa Timur menggelar lomba Gerak Jalan Tradisional Bupati Cup, Sabtu (24/11/2018). Kegiatan ini dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan.
Peserta lomba Gerak Jalan Tradisional bersifat umum, mulai pelajar tingkat SD hingga SMA, karyawan di lingkungan Pemkab Sumenep, instansi vertikal hingga masyarakat umum.
Setiap regu berjumlah 11 orang. Mereka akan dinilai dari aspek ketepatan waktu, keserasian pakaian, keutuhan peserta dan semangat serta etika.
Di samping itu, peserta lomba gerak jalan dilarang melakukan indisipliner di lapangan seperti menyalib di sebelah kiri atau di tengah-tengah barisan. Jika ada yang demikian, panitia akan mendiskualifikasi peserta yang bersangkutan. Tentu semua itu harus berdasar bukti dari para dewan juri.
Berikutnya, dilarang memberikan makanan dan minuman kepada peserta lomba gerak jalan di pinggir jalan. Tidak boleh mengganti peserta yang tidak kuat, melakukan manuver, mengganggu orang lain untuk berjalan seperti berhenti mendadak di tengah jalan.
Tidak tangung-tanggung, selain menyiapkan hadiah pemenang bagi lomba gerak jalan hingga puluhan juta, panita juga menyediakan doorprise dua unit sepeda motor serta puluhan doorprise menarik lainnya khusus peserta.
“Doorprise itu hanya untuk peserta. Juri tidak dapat panitiapun juga tidak boleh,” ujar Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga Disparbudpora Sumenep, Mohammad Iksan.
Pria yang menyelesaikan S2 di Universitas Gajah Mada atau UGM Yogyakarta ini berkata, kupon untuk doorprise akan diberikan kepada setiap regu sebanyak 11 kupun saat sampai di garis finis.
“Nanti yang menerima kupon, saya pastikan adalah peserta. Jadi di luar peserta siapapun orangnya tidak akan menerima kupon itu karena doorprise hanya diberikan kepada peserta, setiap regu sebanyak 11 orang. Itulah bedanya dengan jalan jalan sehat (JJS), satu orang bisa pegang lebih dari satu bahkan puluhan kupon.
Iksan kemudian menyampaikan, peserta lomba Gerak Jalan Tradional Bupati Sumenep Cup bersifat umum dan di bagi menjadi dua, putra dan putri. Mulai dari umur anak-anak setingkat SD hingga orang tua.
“SD, SMP, SMA boleh. Atas nama apa saja boleh, bebas. Dalam rangka menyemarakkan Sumpah Pemuda dan Hari pahlawan. Menumbuhkan nasionalisme kepada Negara tidak mengenal usia.” imbuhnya. (yon)