Moral Politik Mas Kiai Fikri – Jejak

logo

Moral Politik Mas Kiai Fikri

Sabtu, 15 Agustus 2020 - 19:07 WIB

5 tahun yang lalu

KH Ali Fikri (Mas Kiai Fikri) saat menghadiri kegiatan Zikir Selawat Nariyah di Desa Kolpo, Kecamatan Batang-batang, Sabtu 15 Agustur 2020

Jejak.co – KH Muhammad Ali Fikri Warits (Mas Kiai Fikri) sebagai Calon Wakil Bupati Sumenep cukup populer di tengah masyarakat. Selain menjadi pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah, politisi muda ini juga aktif diberbagai kegiatan sosial dan keagamaan.

Orangnya santun dan smart. Dalam dunia politik, Mas Kiai Fikri meniru gerakan ayahnya, mendiang KH A Warits Ilyas yang selalu mengedepankan moral.

Dalam menentukan pilihan di pemilu termasuk pilkada, ia sangat hati-hati. Prinsipnya memilih yang terbaik. Masalah kalah menang nomor dua, karena setiap perbuatan harus dipertanggungjawabkan termasuk urusan politik di hadapan Allah.

“Dalam pemilu apapun saya akan memilih yang terbaik bagi saya, masalah menang nomor dua. karena saya ikut dalam pemilu termasuk pilkada, saya harus mempertanggungjawabkannya,” kata Mas Kiai Fikri saat menghadiri kegiatan Zikir Selawat Nariyah di Desa Kolpo, Kecamatan Batang-batang, Sabtu (15/8/2020).

Miskupun di antara calon pemimpin yang ada buruk, kata Mas Kiai Fikri, ia tetap tidak akan golput, memilih calon yang lebih kecil mudaratnya.

“Itulah tugas warga negara,” ucapnya.

Urusan politik ada kaitannya dengan agama. Setiap pilihan seseorang pasti akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. “Jangan tukar pilihan dengan uang receh,” pesannya.

Pada momentum Pilkada Sumenep tahun ini, ia meyakini masyarakat sudah tahu siapa calon bupati dan wakil bupati Sumenep yang terbaik. Oleh karena itu, pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Lubangsa ini berpesan agar masyarakat menentukan pilihan berdasarkan hati nurani bukan karena uang. Karena uang yang dihasilkan dari cara yang tidak benar tidak akan barokah.

Selain itu, Mas Kiai Fikri juga berpesan agar masyarakat khususnya kaum santri menjaga proses demokrasi pada Pilkada Sumenep yang akan berlangsung pada 9 Desember 2020.

“Bagaimana demokrasi tetap dijalurnya.
Jagalah Sumenep dengan cara memilih memimpin yang terbaik. Cara mendapat pemimpin yang terbaik, salah satunya dengan istikharah,” pesannya.

Pemimpin sebagai pelayan umat

Pandangan Mas Kiai Fikri tentang hubungan umat atau rakyat dengan pemimpin luar biasa. Menurutnya pemimpin adalah pelayan umat.

“Kalau ada pimpinan daerah (mungkin bupati dan wakil bupati) berlaga seperti seorang raja, menurut saya aneh. Mungkin menyimpang. Seharusnya tidak seperti itu, karena seorang pemimpin adalah pelayan umat,” tuturnya.

Ia menegaskan, umat tidak boleh mengemis pada pemimpin. Kalau ada umat meminta-minta kepada pemimpinnya, berarti pemimpin itu memposisisikan rakyat sama atau bahkan di bawahnya, “harusnya pemimpin itu melayani umat,” imbuh dengan tersenyum.

Penulis : Ahmad Ainol Horri


Baca Lainnya