Mahasiswa Tuntut IAIN Madura Berikan Keringanan UKT hingga 50 Persen – Jejak

logo

Mahasiswa Tuntut IAIN Madura Berikan Keringanan UKT hingga 50 Persen

Sabtu, 31 Juli 2021 - 12:19 WIB

4 tahun yang lalu

Aksi mahasiswa IAIN Madura saat tuntut keringanan

JEJAK.CO, Pamekasan – Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pamekasan, Madura gelar demo. Aksi yang digelar pada Jumat (30/7/2021) itu merupakan yang ketiga kalinya menyampaikan aspirasi tentang pemotongan uang kuliah tunggal atau UKT.

Mahasiswa menuntut pihak kampus memberikan keringanan UKT di tengah pandemi Covid-19.

Mahasiswa menginginkan pemotongan UKT 30 sampai dengan 50 persen. Selain itu mahasiswa juga meminta kuota sebesar 150 GB.

“Mahasiswa menuntut agar pihak kampus memberikan relaksasi UKT sebesar 30 sampai 50 persen, dan memberikan kuota sebesar 150 GB,” kata Ketua Dewan Ekskutif Mahasiswa (Dema) IAIN Madura, Syaiful Bahri.

Karena geram, demo mahasiswa mengakibatkan sejumlah fasilitas kampus rusak, di antaranya kaca aula pecah dan pos satpam di bakar.

Mahasiswa sampai marah hingga mengakibatkan sejumlah fasilitas rusak karena diduga ada intimidasi dari pihak rektorat. Intimidasi tersebut dinilai sudah berlebihan sebab sampai pada orang tua mahasiswa.

“Ada yang diancam dicabut beasiswanya dan tidak diluluskan, dan intimidasi ini sudah sampai ke orang tua mahasiswa. Ini sudah keterlaluan,” ujarnya.

Tak hanya itu, kegeraman pendemo juga memuncak akibat Rektor IAIN tidak menemui pendemo meski sudah kesekian kalinya. Bahkan menurut pangakuan Syaiful Bahri, massa sudah menginap sejak kemarin di kampus tersbut.

Sementara itu, Rektor IAIN Madura Mohammad Kosim menjelaskan bahwa pihaknya telah memberika potongan sebesar 15 persen. Hal itu kata dia sudah mengacu pada keputusan Menteri Agama.

“Pemotongan itu diberikan kepada mahasiswa ditengah pandemi Covid 19. Bahkan relalsasi UKT diberikan besar kepada mahasiswa yang keluarganya dirwat karena postif Covid 19,” terangnya.

Kosim juga menyanyangkan aksi anrkisme pendemo. Ia mengaku sudah menugaskan wakil rektor untuk menemui massa aksi sebelumunya. Ia mengaku tidak bisa menemui pendemo karena sedang sakit.

“Saya sudah menugaskan wakil rektor, tapi mereka menolaknya,” katanya.

Meski awalnya aksi ini tidak ditemui akhirnya, Kosim menemui pendemo usai ditelepon polisi. Menurutnya ada tujuh tuntutan mahasiswa, semua ia jawab kecuali persoalam UKT.

Penulis : Fahrurrosyi
Editor : Ahmad Ainol Horri


Baca Lainnya