Jejak.co-Dalam rangka menanamkan kesadaran sejarah dan semangat keislaman bagi anak, TK Ya Bunayya Sumenep gelar Pelatihan Manasik Haji di Gedung Olahraga (GOR) Ahmad Yani, Sumenep, Madura, Jawa Timur, Rabu (14/8/2019).
“Seperti biasa, pelatihan ini diisi dengan kegiatan ritual ibadah haji secara sederhana,” terang Kepala TK Ya Bunayya Sumenep, Susilowati kepada Jejak.co, Rabu (14/8/2019).
Pelatihan itu berlangsung mulai pukul 07.30 sampai 09.30 WIB dengan lancar dan penuh antusias. Setelah itu, dilanjutkan dengan acara bagi-bagi daging hewan kurban kepada tukang-tukang becak di pinggir jalan sekitar lingkungan GOR Ahmad Yani.
Pelatihan Manasik Haji ini rutin dilaksanakan setiap tahun sekali demi mengenang sejarah disembelihnya Isma’il oleh ayahandanya, Ibrahim yang kemudian digantikan oleh Allah dengan kambing.
Adapun tujuan dari dilaksanakannya program sekolah ini antara lain, ingin mengenalkan siroh napak tilas Nabi Ibrahim beserta istrinya Siti Hajar kepada anak, mengajarkan anak tentang akidah serta rukun Islam yang ke-5, yaitu pergi haji ke Makkah bagi yang mampu.
Susi, sapaan akrab Susilowati, yakin bahwa dengan pembelajaran yang bersifat praktik ini, anak akan lebih paham bagaimana teknis mengenai rukun Islam yang ke-5.
“Kalau kita hanya menjelaskan saja, ini kan susah,” ujar Susi. “Jadi, anak diajak praktik,” imbuhnya.
Sebagai Kepala TK Ya Bunayya, Susi berharap kegiatan pembelajaran manasik haji ini bisa membekas dalam diri anak, terutama mengenai siroh Nabi Ibrahim dan Ismail serta kesabaran Siti Hajar.
Selain itu, Susi menginginkan kegiatan serupa ini terus diupayakan rutin terealisasi setiap bulan Zulhijjah demi menanamkan rasa empati dan kesadaran akan disyariatkannya kurban dan ibadah Haji bagi yang mampu.
“Yang pertama, supaya anak mengenal siroh itu, kesabaran Siti Hajar. Yang kedua, agar pembelajaran manasik haji itu bisa membekas kepada anak,” ujarnya penuh ghirah.
Sementara itu, karena proses pendistribusian kurban yang melibatkan anak-anak usia TK agak lambat, maka segenap dewan guru turut membantu membagikannya.
“Ya, karena agak lama, agak lambat, jadi sebagian anak saja yang ikut. Tapi memang melibatkan guru dan murid-murid,” pungkasnya.(don/yon)