Jejak.co – Siapa yang tidak kenal dengan Achmad Fauzi, Wakil Bupati Sumenep. Namun tidak banyak orang yang tahu bahwa politisi PDI Perjuangan ini ternyata berdarah Nahdlatul Ulama atau NU.
Bahkan, sebelum masuk dunia politik, Fauzi juga pernah aktif di GP Ansor di Jakarta. Fauzi mengikuti jejak ayahnya, Slamet Wongso yang pernah menjadi salah satu penggerak penggerak GP Ansor Sumenep.
Slamet Wongso juga pernah menjadi anggota DPRD dari NU. Saat itu, Slamet Wongso berangkat dari PPP. Ia juga sahabat karib KH Noer Sidqi Idris atau biasa dikenal kiai Shadaqah (kakak dari Pengasuh Ponpes Annuqayah KH. Abd. Muqsith Idris).
Kedekatan Fauzi dengan NU sudah terdidik sejak kecil. Sehingga, selama menjadi orang nomor dua di Sumenep, Fauzi selalu dekat dengan kiai dan ulama serta rajin hadir di acara ke NU-an.
Latar belakang Fauzi itu mendorong Generasi Muda Nahdlatul Ulama (GMNU) Madura, Jawa Timur tertarik pada Fauzi hingga menganugerahi songkok nasional bertuliskan Nahdlatul Ulama (NU). Momen spesial itu diberikan pada saat acara silaturahim bersama sejumlah kiai dan tokoh masyarakat di Pondok Pesantren Nurul Hikmah, Payudan Daleman, Guluk-guluk, Sumenep.
Ketua GMNU K Abd Hamid Muntaha memasangkan songkok berwarnah merah itu kepafa Achmad Fauzi di depan sejumlah kiai.
“Bapak Fauzi ini sosok yang lugas, apa adanya, bermuka rakyat, style santri, transparan dan cocok untuk Sumenep 5 tahun ke depan,” kata ketua GMNU yang akrab disapa Ra Hamid, Jumat (24/7/2020).
Setelah memberikan songkok bertuliskan NU, Ra Hamid mendokan Fauzi agar menjadi pemimpin Sumenep di periode yang akan datang, dengan harapan Fauzi mampu mengemban amanah dengan baik dan mewujudkan Sumenep berdaya saing.
Yang paling penting, Pak Fauzi tetap sederhana dan tak sombong. Semoga dengan gaya kepemimpinannya, Sumenep bertambah maju, bersaing dan terdepan,” imbuhnya.
Achmad Fauzi yang saat ini menjadi bakal calon bupati Sumenep sangat bersyukur mendapat kepercayaan dari tokoh dan kiai NU. Dirinya sangat senang karena mendapat kepercayaan sehingga GMNU menganugerahi songkok NU.
Ketua DPC PDI Perjuangan Sumenep ini berjanji untuk senantiasa memakai dan menjaga songkok ini dengan baik. Menurutnya, songkok ini istimewa.
“Saya bangga dengan dapat songkok ini. Akan saya pakai dan jaga songkok ini. Sebab songkok ini sangat istimewa. Terimakasih kepada GMNU, terutama Ra Hamid,” ucap Fauzi.
Bagi Fauzi, pesan para kiai NU di Sumenep sangat berharga. Sebab, untuk membangun Sumenep harus bersinergi dengan para kiai agar tidak bertentangan dengan kearifan lokal.
Suami Nia Kurnia itu juga berharap agar para kiai selalu memberikan teguran dan nasihat manakala ada hal yang salah. Karena, bagaimanapun, kata Fauzi, manusia tak bisa lepas dari salah termasuk dirinya.
“Bagi saya, kiai dan ulama itu ibarat obor penerang umat, terutama bagi pemimpin. Agar pemimpin tidak lalim dalam mengemban amanah yang diemban di pundaknya. Jangan canggung menegur saya,” tandas Fauzi.
Bacabup Sumenep yang diusung PDI Perjuangan, PAN dan Gerindra ini menambahkan amanah dan kekuasaan butuh nasihat-nasihat dari para kiai dan ulama.
“Amanah, kekuasaan, dan tanggung jawab yang begitu besar yang dipikul seorang pemimpin membutuhkan nasihat yang makruf dari para kiai dan ulama,” pungkasnya.
Penulis : Haryono
Editor : Ahmad Ainol Horri