Disdik Sumenep Gelar Apel Akbar HGN 2019 – Jejak

logo

Disdik Sumenep Gelar Apel Akbar HGN 2019

Senin, 2 Desember 2019 - 14:52 WIB

5 tahun yang lalu

Bupati A Busyro Karim: Tanpa Guru, Mustahil Lahir Pemimpin-Pemimpin Terbaik

JEJAK.CO-Apel Akbar Hari Guru Nasional (HGN) 2019 di area sebelah timur Taman Adipura yang terletak di jantung Kota Sumenep, Madura, Jawa Timur, berlangsung penuh hikmat, Senin (3/12/2019).

Pantauan di lokasi, kegiatan yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Sumenep ini dihadiri Bupati A Busyro Karim bersama Wakil Bupati Achmad Fauzi, Sekretaris Daerah Edy Rasiyadi, beserta seluruh jajaran Forpimda, pimpinan OPD, para camat, pengurus PGRI, dan dewan guru se-Kabupaten Sumenep.

Setelah apel, HGN 2019 ini dimeriahkan dengan penampilan group drumb band dari sejumlah lembaga sekolah dasar yang ada di Kabupaten Sumenep, dilanjutkan dengan penyerahan hadiah kepada beberapa guru, siswa, sekolah, dan komite sekolah yang berprestasi di bidang pendidikan.

Bupati A Busyro Karim dalam sambutannya mengapresiasi kinerja dan perjuangan para pendidik yang telah tulus dan ikhlas mengabdi dalam mencerdaskan dan memajukan dunia pendidikan, khususnya di Kabupaten Sumenep.

“Tanpa guru, SDM di Sumenep tidak akan bisa maju seperti sekarang ini. Tanpa guru, mustahil lahir pemimpin-pemimpin terbaik di daerah ini,” kesan Busyro.

Pemerintah Kabupaten Sumenep, lanjut dia, akan terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan melalui berbagai inovasi dan akses pendidikan, di antaranya adalah pemenuhan sarana dan prasarana, serta kesejahteraan para pendidik.

Keberadaan guru sangat penting bagi umat manusia. Bahkan, jelas Busyro lebih lanjut, tidak akan ada para petinggi pun di negara ini tanpa keberadaan sosok guru.

Bupati dua periode itu kemudian menjelaskan pesan ayat 31 dalam surat al-Baqarah, “tidak akan lahir orang-orang yang mampu mengubah jejak, tidak akan muncul generasi-generasi terbaik di masanya masing-masing, tanpa peran seorang guru,” kesannya cukup mendalam.

Itulah sebabnya, terangnya, sebelum Nabi Adam diturunkan ke bumi dan membangun peradabannya, terlebih dahulu dia belajar kepada Allah sebagai guru pertama. 

Menurutnya, guru dituntut untuk mampu membentuk siswa yang bertakwa, memiliki jiwa nasionalisme sekaligus gotong-royong, integritas, dan kemandirian.

Disampaikan, siswa harus bisa menjadi pribadi yang memiliki kecintaan terhadap negeri. “Rasulullah Muhammad mencintai negerinya, seperti Nabi Ibrahim dalam ayat-ayatNya. Maka kita harus memiliki kecintaan terhadap negeri,” ujar mantan Ketua DPC PKB pertama di Kabupaten Sumenep itu.

Tampak para guru yang mengikuti apel akbar HGN ini mengenakan seragam kebesaran guru, batik hitam putih dan celana gelap. busyro panjang lebar menyampaikan motivasi kepada segenap peserta apel akbar yang berbaris di sepanjang area jalan raya sebelah timur Taman Bunga.

Selanjutnya, Busyro mengutarakan perihal tantangan besar eksistensi guru saat ini, yaitu bagaimana agar ke depan, guru benar-benar menjadi kekuatan utama dalam dunia pendidikan.

Pada tahun 2018 lalu, ungkap dia, berdasarkan data dari Balitbang Kemendikbud, hasil uji kompetensi guru menunjukkan bahwa kualitas guru-guru di Indonesia masih rendah. “Rata-rata nasional baru mencapai 53 koma sekian, di bawah standar kompetensi minimal, atau 55,” imbuhnya.

Hingga tahun 2014, pendidikan di Indonesia berada di peringkat ke 10 dalam 40 negara yang berkembang. Sementara itu, komponen guru menempati peringkat ke 14 dari 14 negara berkembang. “Ini saya kira harus introspeksi kita semua,” pesannya.

Menurutnya, sudah saatnya para guru keluar dari zona nyaman serta harus mampu berinovasi. Tidak merasa nyaman dengan keadaan, melainkan harus terus beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.

Selain harus memiliki 4 kompetensi, kata Busyro, sebagaimana yang diatur dalam UU No 14 tahun 2005, guru juga perlu menguasai kompetensi lain, seperti kompetensi teknologi, dan kompetensi literasi, dan kompetensi riset.

“Mengutip pesan Kemendikbud di HGN tahun ini, para guru harus segera melakukan 5 perubahan kecil di kelas-kelas,” tegasnya.

Yang pertama, guru dianjurkan untuk mengajak murid agar berdiskusi, tidak hanya mendengar. Kedua, memberikan kesempatan kepada murid untuk mengajar di kelas. Ketiga, mencetuskan proyek bakti sosial yang melibatkan seluruh kelas. Empat, guru dituntut untuk menemukan kokoh bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri. Dan terakhir, menawarkan bantuan kepada guru yang sedang mengalami kesulitan.

Apa pun perubahan kecil itu, jika setiap guru melakukannya secara serentak, kapal besar bernama Indonesia ini pasti akan berlayar meraih gelombang demi gelombang dengan tenang dan penuh prestasi.

“Tetaplah optimis ikhlas dan tulus mengabdi di tengah kekurangan yang ada di dunia pendidikan kita. Semoga setiap kekurangan menjadi introspeksi kita semua, guna menatap pendidikan masa depan yang lebih cerah,” tandasnya.

Penulis : Mazdon


Baca Lainnya