JEJAK.CO, Pamekasan – Setiap tahun pada saat musim kemarau sejumlah daerah di Kabupaten Pamekasan langganan kekeringan. Tak terkecuali tahun ini, puluhan desa masih mengalami krisis air bersih.
Namun, tahun ini desa terdampak kekeringan semakin berkurang. Tahun-tahun sebelumnya, sedikitnya 77 desa langganan kekeringan. Tahun ini berkurang menjadi 73 desa. Artinya ada 4 desa yang sudah lepas dari belenggu krisis air bersih.
Bupati Pamekasan Baddrut Tamam mengatakan bahwa menurunnya desa terdampak kekeringan merupakan hasil kerja keras semua elemen yang bekerja sesuai dengan tupoksi masing-masing.
“Kerja pemerintahan ini tidak bisa tunggal, dari satu elemen, fungsi dan tugas yang lain saling terikat. Sering saya sampaikan, seperti mobil, mesinnya bagus, bannya gembos tidak bisa jalan, mesin bagus, bannya bagus, tapi ada elemen lain yang fungsinya menggerakkan tidak berfungsi, juga tidak bisa jalan. Keseluruhannya itu tidak ada yang lebih mulai di antara satu dengan yang lainnya, sama,” terangnya saat sambutan dalam acara pelepasan armada untuk distribusi air bersih untuk desa terdampak, Senin, (13/9/2021).
Selain itu menurunnya jumlah daerah terdampak kekeringan itu menjadi indikasi kesuksesan program pemerintah dalam mengatasi krisis air bersih. Di antaranya program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat
(Pamsimas).
“Kalau progresnya bertambah berarti kerja pamsimas serta pengeboran, dan pipanisasi yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir ini, gagal. Alhamdulillah dari tahun ke tahun volume pengiriman air ke beberapa desa terus berkurang,” tandasnya.
Penulis : Fahrurrosyi
Editor : Ahmad Ainol Horri