Curhat ke Kopri PK PMII IAIN, Adik Kandung Korban Pembacokan Sampang Trauma – Jejak

logo

Curhat ke Kopri PK PMII IAIN, Adik Kandung Korban Pembacokan Sampang Trauma

Senin, 25 November 2024 - 11:07 WIB

1 minggu yang lalu

Adik korban pembacokan di Sampang mengaku trauma (Foto/jejak.co)

JEJAK.CO, Pamekasan – Luka mendalam dirasakan keluarga korban insiden pembacokan di Sampang beberapa waktu lalu. Adik korban yang ternyata mahasiswi IAIN Madura mengaku trauma saat curhat ke Ketua Kopri PK PMII IAIN Madura, Pamekasan.

Adik kandung korban, Nunung biasa dipanggil oleh teman seperjuangannya di PMII, mengaku sangat kehilangan atas meninggalnya kakak kandungnya, Jimmy Sugito yang menjadi korban pembacokan yang terjadi di Ketapang, Sampang.

“Terpukul mbak, apalagi saudaraku yang ketiga, kami merasa kehilangan,” begitu kata Katua Kopri Komisariat PMII IAIN Madura, Anisa Nizara, menirukan ucapan Nunung saat curhat kepadanya.

Atas kejadian menyedihkan itu, Nisa (sapaan akrab Anisa Nizara) meluangkan waktu bersama seluruh kader Kopri Komisariat PMII IAIN Madura menggelar doa bersama. Kagiatan yang melibatkan kader perempuan itu dilaksanakan di Komisariat PMII IAIN Madura, pada Sabtu malam (23/11/2024).

Nisa berharap kejadian tersebut dapat diungkap dan pelaku mendapat hukuman yang setimpal.

“Kami Kopri IAIN Madura turut berbela sungkawa atas insiden pembacokan menjelang Pilkada, dan kami mengutuk keras insiden tersebut. Kami berharap penegak hukum untuk segera menangkap para pelaku yang masih belum ditangkap, karena ini sangat merugikan adik almarhum yang merupakan kader Kopri komisariat IAIN Madura,” ucapnya.

Sebelumnya, Jimmy Sugito Putra yang jadi korban pembacokan diketahui sebagai
saksi pasangan calon di Pilbup Sampang, Slamet Junaidi-Achmad Mahfudz (Jimat Sakteh). Korban meninggal dunia setelah mendapat perawatan di rumah sakit.

Tiga pelaku akhirnya ditangkap polisi dan ditetapkan sebagai tersangka. Tiga pelaku bernama Abdul Rohman, Fendi Sranum, dan M Suaidi.

Peristiwa pembacokan terhadap Jimmy terjadi pada Minggu (17/11/2024). Dirreskrimum Polda Jatim Kombes Farman mengatakan, peristiwa itu bermula

Saat itu rombongan cabup Sampang Slamet Junaidi berkunjung ke Pondok Pesantren Babussalam, yang diasuh Kiai Mualif, di Ketapang Laok. Untuk menyambut kedatangan cabup Slamet, Kiai Mualif meminta seseorang bernama Asrofi mengumpulkan jemaah zikir.

Kedatangan cabup Slamer Junaidi tanpa sepengetahun Hamduddin, yang masih ada hubungan keluarga dengan Kiai Mualif.

Kiai Hamduddin ternyata tidak senang atas kedatangan Slamet. Akhirnya dilakukan blokade jalan dengan mobil Kiai Hamduddin dan potongan kayu untuk menghalangi akses keluar jalan dari padepokan milik Kiai Mualif. Pemblokiran mengakibatkan cekcok antara kelompok Kiai Mualif, korban (Jimmy), Muadi, Mat Yasid, Abdussalam dengan Kiai Hamduddin.

Kiai Hamduddin menyuruh agar cabup Slamet keluar lewat jalur lain. Kemudian Slamet meninggalkan lokasi. Cekcok pun tak terhindarkan. Kali ini terjadi antara Asrofi dan Kiai Hamduddin.

“Percekcokannya, ‘Kurang ajar, di sini kamu cuma pendatang kok mendatangkan orang. Kurang ajar’ Lalu, dijawab saksi Asrofi ‘Kurang ajarnya seperti apa? Di sini cuma mampir. Salahnya di mana? Masak (cabup Slamet) mau ditolak? Kan tidak enak’,” terang Farman.

“Selanjutnya dijawab lagi oleh Kiai Hamduddin, ‘Diam, kamu! Nanti tak tempeleng kamu!’, lalu dijawab lagi oleh Saksi Asrofi, “Coba kalau berani nempeleng!’. Selanjutnya Saksi Asrofi ditarik masuk oleh Kiai Muhtar ke padepokan dengan dibantu oleh Jimmy Sugito Putra,” imbuhnya.

Jimmy juga berusaha melindungi Asrofi dari kejaran massa yang marah setelah adu mulut dengan Kiai Hamduddin. Karena hal ini, massa semakin marah, apalagi saat itu dihembuskan isu bahwa Kiai Hamduddin telah dipukul. Hal itu membuat massa semakin panas hingga menyerang Jimmy. (rul/rei)


Baca Lainnya