JEJAK.CO, Sumenep – Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Kabupaten Sumenep atau BEMSU menggelar aksi demonstrasi, Rabu (3/11/2021). Ratusan massa aksi yang turun jalan mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep serius sikapi masalah kemiskinan.
Saat ini, bersama empat kabupaten lainnya di Jawa Timur, Sumenep jadi pilot project percepatan pengentasan kemiskinan ekstrem.
Nur Hayat, Koordinator BEMSU mempertanyakan kinerja Pemkab Sumenep dalam menangani masalah kemiskinan. Sumenep yang masuk sebagai daerah dengan tingkat kemiskinan ekstrem di Jawa Timur mengindikasikan pemerintah lemah mengawal kesejahteraan rakyat.
“Kemana saja selama ini pemkab, jangan-jangan memang sengaja dibiarkan begini,” seloroh Hayat, saat orasi di depan kantor Pemkab Sumenep, Selasa (03/11/2021).
Menurut Hayat, Sumenep yang dijuluki Kota Keris tidak layak menyandang daerah yang prosentase kemiskinannya sangat tinggi. Pasalnya, Kabupaten Sumenep merupakan daerah yang memiliki kekayan yang melimpah, di antaranya potensi minyak dan gas (migas).
“Kami kecewa ketika Sumenep kaya, namun malah kemiskinannya sangat tinggi dari tahun ke tahun,”
Oleh karena itu, Hayat meminta agar pemkab serius menangani masalah kemiskinan di kabupaten ujung timur Pulau Madura.
“Tuntaskan masalah kemiskinan di Kabupaten Sumenep, karena kita ketahui kemiskinan itu semakin meningkat,” pintanya.
Ratusan mahasiswa ini juga menyoroti maraknya alih fungsi lahan produktif ddi sejumlah kecamatan. Seperti Kecamatan Gapura, Batang-Batang, Dungkek dan daerah lainnya yang saat ini marak pembangunan tambak.
Menurut mereka, massifnya industrialisasi tidak memberikan kontribusi yang konkrit terhadap kesejahteraan rakyat. Justru kehadiran investor di Sumenep hanya dinikmati segelintir elit penguasa dan pengusaha.
“Peralihan mata pencaharian mayoritas masyarakat sebagai petani dan nelayan menjadi buruh tambak menjadi pemandangan pahit yang dirasakan hari ini,” ujarnya.
Sementara itu, Achmad Masuni, mewakili Bupati Sumenep menemui ratusan mahasiswa mengatakan, program pengentasan kemiskinan memang menjadi prioritas Pemkab Sumenep.
“Menuntaskan kemiskinan sekarang itu jadi program prioritas,” sampainya dihadapan mahasiswa.
Masuni menyampaikan bahwa aspirasi mahasiswa akan disampaikan kepada Bupati dan Wakil Bupati Sumenep.
“Aspirasi kalian akan kami rembukkan,” terangnya.
Tak hanya itu, Masuni menandatangani lampiran MoU yang menjadi tuntutan mahasiswa, di antaranya adalah pengentasan kemiskinan, alih fungsi lahan, pembinaan pada pemuda dalam regenerasi produksi pertanian dan represifitas aparat keamanan.
Untuk diketahui, sebanyak lima kabupaten di Jawa Timur (Jatim) menjadi pilot project program Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem. Lima kabupaten itu adalah Sumenep, Probolinggo, Bangkalan, Bojonegoro dan Lamongan.
Penulis : Rifand NL