Jejak.co – Menjelang Pemilihan Bupati (Pilbup) 2020, Lakpesdam PCNU Sumenep gelar Halaqah Kebangsaan, Jumat (14/2/2020). Kegiatan yang berlangsung di Pendopo Keraton Sumenep ini merupakan hasil bekerjasama dengan KPK, KPU, dan Bawaslu Kabupaten Sumenep.
Hadir dalam kegiatan ini, Wakil Bupati Sumenep Achmad Fauzi. Dalam sambutannya, politisi yang akrab dengan pemuda ini menjelaskan tentang bahaya korupsi yang merupakan dampak negatif dari maraknya praktik politik uang (money politic) dalam setiap ajang pemilihan umum.
Menurutnya, salah satu asal muasal tindak korupsi adalah karena rebaknya politik uang yang sulit terdeteksi dalam setiap ajang perebutan takhta kekuasaan. Oleh karena itu, money politic merupakan ancaman luar biasa terhadap keberlangsungan demokrasi dan kedaulatan rakyat.
“Kalau dua hal ini tetap beroperasi, maka demokrasi dan kedaulatan rakyat akan terganggu,” katanya.
“Di tingkatan rakyat berkembang narasi bahwa kalau ndak ada uang ndak memilih. Di tingkatan elit juga berkembang narasi kalau ndak punya uang jangan nyalon,” imbuhnya.
Lebih lanjut orang nomor dua di Kabupaten Sumenep itu menyebutkan, jika dua hal di atas terus berkembang dan dilakukan oleh dua kutub yang terlibat dalam proses demokrasi (antar calon), maka demokrasi dan kedaulatan akan habis di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Oleh karena itu, pesan Fauzi, segenap undangan yang terdiri dari tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, dan pemerintah sebagai pelaksana teknis, setidaknya dapat menjadi kunci dalam mengawal roda kepemerintahan di ujung timur Pulau Madura.
“Kalau semua kita ini bisa bersatu padu untuk melawan praktik money politik pada saat pemilu berlangsung, saya yakin money politik tidak akan pernah terjadi di kabupaten tercinta ini,” ajak politisi PDI Perjuangan itu.
“Mari kita berpangku tangan, berkomitmen bersama, nyatakan perang melawan money politic dalam keberlangsungan bangsa ini,” tandasnya.
Penulis: Mazdon
Editor: Ahmad Ainol Horri
