JEJAK.CO-Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sumenep menyelenggarakan khitanan massal gratis, Senin (21/10/2019). Kegiatan ini bagian dari Hari Santri Nasional (HSN) 2019.
Khitanan massal merupakan hasil kerjasama NU yang diwakili oleh Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sumenep.
Salah satu orangtua dari peserta khitan massal asal Desa Manding, Nailur Ridha, mengaku sudah tiba dan melakukan registrasi di Kantor PCNU Kabupaten Sumenep sejak pukul 07.00 WIB. Dia khawatir buah hatinya yang hendak dikhitan mendapatkan giliran paling terakhir.
“Ya, Mas. Kita ke sini kan harus registrasi dulu. Untuk dapat nomor urut, khawatir anak saya dapat nomor urut terakhir” ujarnya kepada Jejak.co, Senin (21/10/2019), ditemui di halaman Kantor PCNU Kabupaten Sumenep, tempat khitanan massal.
Kegiatan NU itu diakuinya sangat membantu kaum nahdliyyin yang kurang mampu. Yang kedua, memberi kesempatan dan kesadaran kepada anak bahwa organisasi NU di Sumenep sangat peduli terhadap warganya.
“Yang ketiga, karena sejak dini anak sudah dikenalkan dengan kegiatan yang bermanfaat, khususnya kepada dirinya ini, insya Allah, mereka akan terus mengenang momen ini, dan ke depan mereka akan menjadi orang yang sangat cinta kepada NU,” pungkas ayah dari Moh Irsyadul Ibad itu.
Ketua LKNU Kabupaten Sumenep, Taufik Rahman menggatakan, peserta khitanan massal berasal dari seluruh MWC NU yang tersebar di beberapa kecamatan di wilayah ujung timur Pulau Madura.
“Kami mengumumkannya, setiap MWC itu 2 orang. Itu dimaksimalkan, tapi karena harus memenuhi target 50 anak, kami lakukan sosialisasi kepada MWC NU perkecamatan yang ada dalam daftar,” imbuhnya.
Terlihat dalam data daftar peserta, beberapa MWC NU yang mendaftarkan diri dalam kegiatan ini, antara lain dari Kecamatan Batu Putih sebanyak 5 orang, Pasongsongan 6 orang, Pragaan 5 orang, Kalianget 5 orang, Batang-Batang 5 orang, Talango 2 orang, Lenteng 10 orang, Rubaru 6 orang, kecamatan Kota 2 orang, dan dari Kecamatan Batuan serta Manding masing-masing 1 orang.
Sedangkan perawat dan dokter yang ditugaskan untuk program khitanan massal ini, jelas Taufik, merupakan tenaga medis yang sudah ahli di bidangnya. “Mereka didatangkan dari lingkungan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sumenep. Ini sifatnya kerjasama,” ujar dia.
Ditanyakan, apa saja fasilitas yang akan diberikan kepada para anak setelah dikhitan? Taufik mengutarakan, mereka yang anaknya telah dikhitan memperoleh bingkisan berupa sarung, snack, kalender, susu, obat-obat, dan vitamin.
“Itu agar setelah dikhitan mereka diem nggak nangis. Kebanyakan anak, kalau mau dikhitan itu, kan nangis,” pungkas Taufik.
Salah satu warga asal Kecamatan Bluto, Buwanto (30) berharap agar kegiatan ini terus diupayakan oleh NU Sumenep setiap tahun. “Ini bagus. NU semakin jaya, terus memberdayakan umat, pokoknya menjadi yang terbaik,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Mohammad Zaini asal Desa Matanair Kabupaten Sumenep. Adanya kegiatan ini, menjadi bukti bahwa para penggerak NU benar-benar tulus memberdayakan dan melayani kebutuhan masyarakat Sumenep.
Sebelumnya, PCNU bersama ribuan santri dari seluruh pondok pesantren di wilayah paling timur Pulau Madura telah melaksanakan baksos lainnya, yaitu salat subuh dan istighasah bersama, yang kemudian dilanjutkan dengan acara bersih-bersih area pemakaman para raja, Asta Tinggi, Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Penulis : Mazdon
Editor : Haryono