Jejak.co – Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) gelar kongres nasional ke-XV di Vihara Avalokitesvara, Pamekasan. Kegiatan ini berlangsung selama 6 hari, yakni sejak 12-17 Februari 2020.
Salah satu rangkaian kegiatan dari kongres pegiat literasi ini adalah sarasehan budaya dengan tema “memperkokoh milintansi pers mahasiswa di bawah tekanan oligarki”.
Hadir dalam kesempatan ini, budayawan dan penyair dari Sumenep, Madura K M Faizi. Kiai yang juga pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah itu menyampaikan bahwa insan pers mahasiswa harus menguatkan militansi jaringan.
“Karena hanya dengan penguatan militansi jaringan ini, kita akan bisa melawan oligarki, kita harus pikirkan konsep dan gerakan pers kita,” ungkapnya.
Selain, menekankan kepada jaringan, dirinya juga mengharap insan pers mahasiswa tidak menjadi kawan dari oligarki. “Sebab pemerintah saja tidak bisa memberantas oligarki, apalagi pers mahasiswa,” imbuhnya.
Hanya saja, saat ini sulit membedakan antara lawan dan kawan, “saya kira pers mahasiswa ini menjadi paling ideal independensinya,” harapnya.
Dirinya juga menyetujui gerakan media mainstream di online. “Paling tidak, kita bisa mengcounter wacana kepada masyarakat,”sarannya.
Penulis buku “Menghancurkan Bumi dari Meja Makan” yang baru terbit pada tahun 2020 tesebut juga mengajak insan pers mahasiswa untuk peka terhadap isu lingkungan. Mengungkap isu-isu yang belum diungkap kepada masyarakat umum.
Kontributor : Abd Warits
Editor : Haryono
