JEJAK.CO – Anggota Komisi II DPRD Sumenep Juhari menyoroti pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pasar. Sebab, capaian pada awal September 2025 masih jauh dari target.
Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (DKUPP) Sumenep hanya mampu merealisasikan 53 persen dari target Rp 2,6 milar.
“Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan jangan pasif dengan alasan klasik,” ujar Juhari.
Selama ini DKUPP berdalih pasar hewan sepi sehingga PAD rendah. Padahal potensi lain yang dapat digali masih banyak, seperti retribusi dari pasar tradisional.
Kata Juhari, ketika pasar hewan sepi akibat wabah penyakit kuku dan mulut (PMK), dinas harusnya kreatif mencari alternatif lain untuk menutupi kekurangan yang ada. Karena PAD merupakan salah satu sumber utama pembiayaan pembangunan daerah.
“Jika capaian PAD terus rendah, maka pembangunan menjadi terhambat dan masyarakat yang dirugikan.
Menyikapi masalah tersebut, Kepala Bidang Perdagangan DKUPP Sumenep, Idham Halil berjanji memaksimalkan potensi yang ada untuk memenuhi tagar target PAD 2025.
“Kami akan bekerja lebih keras untuk mengejar ketertinggal di sisa empat bulan terakhir tahun anggaran 2025,” janjinya.
Selama ini, penyumbang PAD terbesar adalah pasar hewan. Namun seiring dengan lesunya jual beli hewan, PAD menjadi seret.
Target tahun 2025 sebesar Rp 2,6 milar. Lebih besar dari tahun sebelumnya, yakni Rp 2 miliar. (har/dan)
