Dituntut Mundur, Kadisparbudpora Sumenep Buka Komunikasi – Jejak

logo

Dituntut Mundur, Kadisparbudpora Sumenep Buka Komunikasi

Jumat, 27 September 2019 - 17:23 WIB

5 tahun yang lalu

Para pegiat keris dari 8 paguyuban setelah menandatangai surat tuntutan agar Disparbudpora mundur dari jabatannya. (Foto/Arsip Paguyuban Keris Sumenep)

JEJAK.CO-Penyelenggaraan pameran keris yang bertajuk Sumenep Berkeris 2019 kemarin mendapat sorotan dari para pegiat keris.

Persoalan ini bermula ketika semua pengurus paguyuban keris Sumenep, tepatnya pada malam sebelum pelantikan anggota DPRD tanggal 22 September 2019, mengadakan pertemuan di warung Ayam Brewok, Desa Karangduak, Sumenep.

Hadir ketika itu Bupati Sumenep, A Busyro Karim. Menurut pengakuan dari dua perwakilan anggota paguyuban, Basiriansyah (Pakem) dan Yono (Gapensaka), Bupati A Busro Karim telah menginstruksikan kepada mereka agar segera membentuk panitia untuk perintisan induk Paguyuban Keris se-Kabupaten Sumenep.

Mewakili teman-teman dari Paguyuban Gapensaka, Yono, mengungkapkan, awal mula Sumenep diresmikan sebagai kota keris oleh UNESCO, berkat perjuangan semua paguyuban keris yang ada di Kota Sumekar.

“Artinya, dari bawah, gitu kan. Pas tiba-tiba muncul Kota Keris, kan ndak,” ujarnya, Jumat (27/9/2019).

Yono menyampaikan bahwa keikutsertaannya dalam melestarikan serta mempopulerkan  keris di mata dunia ini tidak untuk gengsi. “Jadi, mari teman-teman, kita bersatu. Kalau nggak ada kekompakan semacam ini kan, bagaimana? Bagaimana Sumenep bisa maju,” tukas Yono.

Yono kemudian mempertanyakan digelarnya pameran keris tanpa melibatkan paguyuban.

Basiriansyah turut menguatkan argumen, bahwa setelah pertemuan itu, induk paguyuban tersebut dinyatakan telah dibentuk. Yaitu pada pertemuan kedua di kantor Disbudparpora. “Selanjutnya pertemuan yang ketiga digelar di ruang kesenian,” ungkapnya.

“Nah, itu sudah permintaan dari Bapak Bupati, tapi kenapa kok tidak ditindaklanjuti,” imbuhnya.

Surat tuntutan yang telah ditandatangani oleh perwakilan dari 8 paguyuban keris se-Kabupaten Sumenep.


Basiri mempertanyakan digelarnya pameran Sumenep Berkeris 2019. “Benar kita diberi surat. Rapat koordinasinya itu tanggal 15 September baru nyampek ke kita. Mendesak sekali. Berarti kita memang sengaja tidak dilibatkan dalam perencanaan. Karena paguyuban itu semuanya punya ring, gitu kan,” ujarnya

Oleh sebab itu, mereka sepakat mengajukan tuntutan, dimana itu sudah ditandatangani oleh 8 perwakilan dari perkumpulan keris se-Kabupaten Sumenep. Isi tuntutan itu meminta kepada Bupati Sumenep A Busyro Karim agar segera mengevaluasi kegiatan pameran keris yang dilaksanakan Disparbudpora di area depan Museum Keraton Sumenep pada tanggal 20-23 September kemarin.

Mereka yang tergabung dalam perkumpulan keris se-Kabupaten Sumenep ini bahkan menuntut agar Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga atau Disparbudpora Carto segera mundur dari jabatannya. Pasalnya, Kadis Carto dinilai tidak memahami pengukuhan Sumenep sebagai Kota Keris. Tidak hanya itu, menurut mereka, kegiatan itu hanya menghabiskan anggaran. 

Pada pelaksanaan pameran yang bertajuk Sumenep Berkeris 2019 itu, Kepala Disparbudpora diduga hanya melibatkan oknum-oknum tertentu, dan tidak melibatkan semua perkumpulan keris yang telah turut berkiprah di Kabupaten Sumenep selama ini.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Disparbudpora Sumenep Carto, menyampaikan tidak masalah mereka hendak bertindak bagaimanapun. “Bagi saya tidak masalah, mereka mau ngomongin apa silakan,” katanya. 

“Asalkan mereka kuat, diajukan ke Bapak Bupati pun bahkan,  juga tidak menjadi persoalan,” tutur Carto.

Akan tetapi, Carto menyatakan bahwa pihaknya tetap merasa terbuka terhadap pegiat keris yang telah menyatakan keberatan terhadap kebijakannya. Atau lebih tepatnya, Carto masih membuka pintu agar terjalin komunikasi yang baik untuk kepentingan bersama, yaitu demi kebaikan Sumenep ke depan.

Menurut Carto, para pegiat keris yang tergabung dalam 8 paguyuban, di antaranya Gapensaka, Pakem, Patrom, Kesultanan, Sinar Payudan, Arya Wiraraja, dan Pelar Agung sudah diajak bersatu, akan tetapi tidak mau. “Ya, kalau mau bertemu, segera. Ayo, saya welcome aja,” katanya.

“Desak mundur itu kan ada aturannya. Kalau dari saya fair aja. Kalau ada kesulitan, ngadep saya, silakan,” pungkasnya.

Penulis : Mazdon
Editor    : Ahmad Ainol Horri


Baca Lainnya