JEJAK.CO, Pamekasan – Kasus kekerasan yang menimpa Fahrur Rusi, reporter TV Nasional (SCTV) hingga saat ini belum terungkap.
Kasus kekerasan yang terjadi pada (5/10/2020) tahun lalu itu membuat Aliansi Jurnalis Pamekasan (AJP) beramai-ramai mendatangi Polres Pamekasan. Mereka menagih kinerja polisi dalam mengungkap kasus yang menimpan rekan sejawatnya itu.
Ketua AJP Miftahul Arifin mengatakan bahwa pihaknya sudah dua kali mendatangi Polres Pamekasan menanyakan perkembagan kasus tersebut. Namun kasus yang menimpa anggotanya itu berjalan ditempat.
“Hari ini kami anggota AJP mendatangi Polres Pamekasan bermaksud silaturahmi sekaligus audiensi menanyakan perkembangan kasus kekerasan terhadap anggota kami,” terangnya, Senin (27/9/2021).
Audiensi yang kedua ini, tambah pria yang karib disapa Ipin itu, membawa tuntutan yang sama terhadap Polres Pamekasan. Ia meminta pelaku yang melakukan kekerasan segera ditangkap dan diproses secara hukum.
“Tetapi jika sampai saat ini pelaku belum teridentifikasi sehingga menghambat kepada proses hukum, maka kami meminta agar korlap aksi tersebut dipanggil dan diminta pertanggungjawaban,” pintanya.
Sementara itu Kasatreskrim Polres Pamekasan AKP Tomy Prambana mengaku akan mempelajari dan melakukan penyidikan lebih lanjut terhadap kasus tersebut.
“Dan mungkin dari penyelidikan tersebut ada temuan-temuan lain, alat bukti lain, atau saksi lain, sehingga bisa menjadi bahan pemeriksaan lebih lanjut,” terangnya.
Untuk diketahui, kasus kekerasan yang meninpa Fahrur Rusi ini terjadi pada saat ia meliput aksi penutupan salah satu tempat hiburan wisata Bukit Bintang di Desa Larangan Badung, Kecamatan Palengaan, Pamekasan. Kejadian ini terjadi pada tahun lalu tepatnya tanggal 5 Oktober 2020, pada saat itu salah satu massa aksi melakukan tindakan kekerasan pada Anggota AJP.
Penulis : Fahrurrosyi
Editor : Ahmad Ainol Horri
