Sumenep, Jejak.co – Pemerintah Sumenep melalui Bagian Energi dan Sumber Daya Alam (ESDA) sukses merealisasi program Bantuan Pengeboran Air Tanah Dalam di Desa Beraji, Kecamatan Gapura tahun ini.
Berkat program tersebut, Pondok Pesantren Al Karimiyyah Beraji dan masyarakat sekitar, saat ini sudah bisa menikmati air bersih.
Kepala ESDA Pemkab Sumenep Muhammad Sahlan melalui Kasubag Pertanian, Perkebunan, Kelautan dan Perikanan, Andy Suprapto menjelaskan bahwa program tersebut merupakan bantuan hibah dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Bantuan pengeboran ini, lanjutnya, untuk mengantisipasi kekuarangan air bersih.
Yang terdampak pada saat ini adalah pesantren. Itulah sebabnya program ini ditempatkan di sekitar pesantren, tahun ini di Al Karimiyyah.
“Tetapi air tersebut juga bisa digunakan masyarakat sekitar. Jadi saat ini, pesantren dan masyarakat sekitar sudah bisa menikmati air bersih dari sumur bor itu,” ujar Andy, Selasa (24/11/2020).
Program pengeboran air yang bersumber dari kementerian ini sudah berlangsung lama. Pada 2019, Sumenep mendapatkan dua titik, semuanya diberikan kepada Pondok Pesantren Al-Amin Parenduan.
“Tahun ini hanya dapat satu, dan tempatnya di Pesantren Al Karimiyyah,” terangnya.
Dengan adanya program ini, pihaknya berharap bisa membantu masyarakat yang terdampak kekurangan air bersih.
“Harapan kami, semoga dapat digunakan semaksimal mungkin untuk masyarakat dan ke depan lebih banyak membantu masyarakat yang kekurangan air dengan program tersebut,” harapnya
Andy menambahkan, pengelola dari program yang menghabiskan biaya kurang lebih Rp 300 juta ini adalah masyarakat. Pihaknya akan terus berupaya ke pemerintah pusat agar Sumenep mendapat jatah dari program tersebut.
“Bantuan itu harus dikawal. Kalau tidak dikawal kita tidak akan dapat. Intinya tiap tahun kami tetap mengawal program itu,” janjinya.
Pihaknya menargetkan tahun depan 5 lokasi. Di antaranya Desa Pakondang Kecamatan Rubaru, Desa Perancak dan Cempaka, Kecamatan Pasongsongan, Desa Langsar Kecamatan Saronggi dan Desa/Kecamatan Talango.
Penulis : Ahmad Ainol Horri