JEJAK.CO – Keluarga Mahasiswa Sumenep Yogyakarta (KMSY) sukses menggelar pameran keris di Yogyakarta. Pameran keris ini merupakan rangkaian dari kegiatan KMSY Fest yang dipusatkan di Omah PMII Yogyakarta, Sabtu (13/7/2024).
Dengan mengusung tema ‘Menjaga Asah Merawat Tradisi’, KMSY Fest yang digelar mahasiswa asal Sumenep, Madura, Jawa Timur ini berlangsung meriah. Selain pameran keris, mahasiswa yang sedang studi di berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta juga menampilkan budaya lokal Sumenep, seperti penampilan tari, pancak silat, pentas drama, deklamasi puisi, serta talk show.
Acara tersebut dihadiri Gus Awalludin GD Muallif, Ketua Lesbumi PWNU DIY, dan Bernando J.Sujibto, Dosen Fishum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Suka) sebagai pemateri di talk show.
Ketua KMSY Muh. Afif Jauhari mengatakan, pameran keris dan penampilan lainnya yang dikemas dengan KMSY Fest, bagian dari ikhtiar mahasiswa asal Sumenep untuk mempromosikan potensi daerah kepada myasyarakat luas.
“Sumenep dengan julukan kota keris dengan empu terbanyak versi UNIESCO hingga mencapai ratusan merupakan potensi yang luar biasa. Melalui kegiatan KMSY Fest ini, kami ingin memperkenalkan salah satu budaya ikonik itu kepada masyarakat luas,” kata Afif Jauhari.
Afif Jauhari kemudian berharap acara tersebut menjadi produktivitas untuk menyelenggarakan kegiatan selanjutnya.
“Kami berharap organisasi-organisasi daerah lainnya khususnya KMSY dengan adanya acara ini menjadi produktivitas untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan lainnya,” harap Muh. Afif Jauhari.
Sementara itu, RB Jugil Adiningrat sebagai keynote speaker dalam kegiatam tersebut mengapresiasi kegiatan yang digelar KMSY. Menurutnya, kegiatan tersebut memang selayaknya dilaksanakan oleh mahasiswa yang ada di luar Sumenep.
“Kegiatan semacam ini bagian dari kontribusi nyata untuk daerah kelahiran kita,” ujarnya.
Pria asal Sumenep yang saat ini menjabat Bendahara Senapati Nusantara itu kemudian menegaskan, bahwa ilmu pengetahuan yang didapatkan di perkuliahan tidak akan berguna jika tidak disumbangkan pada daerah kelahiran.
“Sekarang Ijazah S1,S2, atau S3 tidak akan berguna apa-apa, jika pengetahuan dan wawasan yang kita dapat selama menempuh perkuliahan tidak diakumulasikan kepada daerah kita masing-masing,” ujar Jugil.
Pihaknya berharap, kegiatan yang berdampak positif terhadap kemajuan daerah kelahiran terus digalakkan. Sebab, daerah akan maju apabila didukung oleh semua elemen yang ada, termasuk mahasiswa. (rei)