Jejak.co – Pilkada Sumenep, Madura, Jawa Timur selalu menarik. Dinamika politik elektoral di kabupaten yang disebut Kota Keris ini sama-sama merebut kekuatan kultur nahdliyin dan kaum santri.
Seperti diketahui, sudah bisa dipastikan, kontestan Pilkada Sumenep yang bakal digelar 9 Desember 2020, akan dikuti dua kandidat yang sudah mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat pada tanggal 4 dan 5 bulan ini.
Kedua kandiat itu adalah pasangan bakal calon bupati Sumenep dan wakil Sumenep Achmad Fauzi berpasangan dengan Nyai Hj Dewi Khalifah dan Fattah Jasin bersanding dengan KH Ali Fikri.
Kedua pasangan bakal calon itu sama-sama merebut massa dari kaum santri dan nahdliyin. Nyai Eva, panggilan populer Nyai Hj Dewi Khalifah merupakan kader Nahdlatul Ulama (NU) sekaligus pengasuh Pesantren Aqidah Usymuni Tarete, Sumenep.
Bahkan, ketokohan Nyai Eva di NU cukup populis dan berpengaruh, karena dia menjadi tokoh sentral Muslimat. Kendati demikian, apakah semua kader Muslimat akan solid mendukung figurnya yang saat ini sedang mendampingi Fauzi?
“Tentu hari ini yang diuji loyalitas Muslimat yang dalam dua periode kontestasi afiliasinya ke Nyai Eva. Akankah Muslimat masih loyal dan komitmen mengawal kemenangan Nyai Eva yang berpasangan dengan Fauzi?” kata pengamat politik Wilda Rasaili.
Dosen Fisip Unija itu menganalisa konfigurasi politik Muslimat di Pilkada Sumenep tentang kekuatan calon wakil. Menurutnya lawan Nyai Eva memang bukan dari tokoh Muslimat tetapi tokoh kiai yang memiliki basis santri terbesar di Sumenep, yakni KH Ali Fikri, pengasuh Pondok Pesantren Anuuqayah daerah Lubangsa.
Kiai Fikri juga memiliki daya tarik yang cukup kuat di komunitas Muslimat. Karena juga tidak sedikit kader Muslimat yang dari almuni pesantren dimana Kiai Fikri mengasuh.
Ditambah lagi pesantren lain yang saat ini pengasuhnya jelas-jelas mendukung Fattah Jasin dan Kiai Fikri. Srbut saja KH Imam Hasyim, pengasuh Pondok Pesantren At-Taufiqiyah Bluto. Tokoh yang satu ini merupakan tokoh sentral di kubu Fattah Jasin-Kiai Fikri karena dia merupakan Ketua PKB Sumrnep.
“Dan tentu banyak juga kader muslimat-muslimat yang dari alumni pesantren dimana KH Imam mengasuh,” ulas Wildan.
Alumni UGM Yogyakarta ini kemudian mengurai potensi wakil dari Fattah Jasin yang didikenal dengan sebutan Mas Kiai, yang dalam arti tokoh kiai yang masih mudah dan anggun.
Kehadiran Mas Kiai Fikri mendampingi Fattah Jasin tentu menjadi perhatian tersendiri bagi Muslimat, apalagi misalnya didukung oleh tutur kata dan bahasa yang juga santun.
“Yang menjadi perhatian juga, banyak kader Muslimat yang masih loyal pada organisasi dan strategis dalam posisi juga bagian dari alumni Ponpes (pondok pesantren) yang diasus Kiai Fikri,” imbuhnya.
Kendati demikian, Wildan menilai hubungan organisatoris yang sudah lama dibangun dan dibuktikan loyalitasnya dalam dua momentum tidak mudah dipengaruhi, terutama kalangan Muslimat tua yang sudah lama mengenal Nyai Eva.
Sebelumnya, Perempuan Bangsa DPC PKB Sumenep menggelar konsolidasi untuk pemenangan Fattah Jasin-KH Ali Fikri, Jumat siang (11/9/2020).
DPC dan DPAC Perempuan Bangsa se Kabupaten Sumenep yang berkumpul di Gedung Graha Gusdur yang berlokasi di Jalan Imam Bonjol Kota Sumenep ternyata banyak kader dan pentolan Muslimat.
Hal itu diakui Ketua Perempuan Bangsa DPC PKB Sumenep, Nurfitriana Busyro yang saat itu hadir. Saat ditanya, undangan yang hadir dalam konsolidasi tersebut ada kader Muslimat dibenarkan.
Tidak hanya itu, di lain kesempatan, sebagian kader Muslimat di Kecamatan Giligenting juga menyatakan sikap akan memenangkan Mas Kiai Fikri. Pernyataan itu tersebar di video yang diupload aku Facebook Garda Bangsa.
Penulis : R Zidani
Editor : Ahmad Ainol Horri