Mengenang Arya Wirara sebagai Raja Pertama Sumenep – Jejak

logo

Mengenang Arya Wirara sebagai Raja Pertama Sumenep

Senin, 28 Oktober 2019 - 15:19 WIB

5 tahun yang lalu

Tari Muang Sangkal menyemarakkan Hari Jadi Sumenep ke-750 (Foto/Ist)

JEJAK.CO- Semarak Hari Jadi Sumenep ke-750 yang digelar di depan Masjid Jamik Sumenep, Madura, Jawa Timur, Minggu malam (27/10) berlangsung semarak dan meriah. Acara ini digelar rutin setiap tahun untuk mengenang Arya Wiraraja sebagai Raja atau Adipati pertama Kabupaten Sumenep. 

Dikisahkan, Arya Wiraraja dilantik sebagai Adipati pada usia 37 tahun. Setelah itu, semenjak dikukuhkan sebagai pemimpin Sumenep, Arya Wiraraja terus berupaya memperkuat kepemerintahannya dengan cara memperluas ekspansi jejaring kekuasaannya ke beberapa kerajaan di Nusantara. Hal itu dilakukan dengan model silaturahmi antar kerajaan.

Saat pulang ke Sumenep, Arya Wiraraja mendapat sambutan semarak dari seluruh lapisan masyarakat Sumenep. Sebab, ia kembali ke tanah Sumenep membawa oleh-oleh berupa persembahan hasil bumi.

Sementara itu, semarak Hari Jadi Sumenep ke-750 ini, pemerintah menyelengarakan beberapa rangkaian penampilan yang spektakuler. Di antaranya, pawai budaya dan pementasan drama kolosal yang berisi penampilan 180 orang seniman tentang penyambutan Arya Wiraraja setelah dilantik sebagai Adipati pertama Sumenep 750 tahun lalu.

Drama kolosal penyambutan Adipati pertama yang diiringi dengan musik pilihan itu juga menampilkan tari Muang Sangkal, yang berarti tolak balak. Bahwa rasa syukur mesti dibarengi dengan raja’ (harapan) akan keselamatan hidup masyarakatnya.

Topeng Dalang adalah salah satu kesenian budaya yang ada di Madura tampil pada saat Hari Jadi Sumenep ke- 750


Tidak hanya itu, semarak hari jadi yang bertajuk ‘Sumenep Rumah Kita’ ini juga dimeriahkan aksi 31 personel polisi cilik,  penampilan 20 group musik tradisional saronen, tari topeng, kirab 750 empu keris, termasuk 200-an pemusik hadrah, dan lebih dari 200 para penari.

A Busyro Karim seusai acara menyampaikan hikmah terkait pagelaran tahunan yang berlangsung semarak tersebut. Rangkaian pertunjukan yang disuguhkan di hadapan ribuan masyarakat kata Busyro, sebenarnya ingin menghadirkan kesan terhadap khalayak bahwa keberagaman yang dikelola dengan baik justru dapat menjadi kekuatan dalam membangun bangsa ini.

“Bisa dibayangkan tadi, dari berbagai bahasa, suku, dan penampilan yang berbeda-beda, ketika diramu, maka menjadi kekuatan yang luar biasa,” kesannya.

Politikus partai PKB itu juga mengatakan bahwa Sumenep merupakan salah satu kabupaten dengan khazanah kekayaan alam dan budaya yang majemuk, menawan, dan luar biasa patut diayukuri. Potensi yang dimiliki oleh daerah di ujung paling timur Pulau Madura ini harus terus dipertahankan dan ditingkatkan. “Agar Sumenep ini bisa menjadi ‘Rumah Kita’ semua,” pesannya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Kadisparbudpora), Carto mengungkapkan, bahwa semarak tahun ini memang sengaja dikemas berbeda dari pelaksanaan Hari Jadi Sumenep sebelumnya.

“Semarak hari jadi tahun ini memang kami kemas berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pelaksanaannya pun di malam hari, tidak siang hari seperti tahun-tahun lalu,” terang Carto, Minggu (27/10/2019).

Penulis : Mazdon
Editor : Haryono


Baca Lainnya