Jejak.co – Peredaran narkoba di Indonesia masih memprihatinkan. Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Heru Winarko, mengungkapkan selama 2018 pihaknya mencatat ada sekitar 7 ton sabu yang diamankan.
“Sabu cukup banyak, kita agak prihatin lebih kurang 3,4 ton yang kita kumpulkan semua, termasuk dari kepolisian 4,3 ton. Ini lebih kurang 7 ton lebih yang kita tangkap (sita -red) tahun 2018,” kata Heru di kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu, (30/12).
Jumlah tersebut menurut Heru bisa menjadi bukti bahwa Indonesia masih menjadi negara tujuan peredaran barang haram itu. Selain itu, Heru mengakui jumlah sitaan pada 2018 lebih banyak dibandingkan 2017. Namun, Heru belum bisa mengungkapkan perbedaan jumlah sabu yang diamankan saat 2017 dan 2018.
“Dari jumlah sitaannya meningkat dibandingkan 2017 tapi dari segi jaringannya, sindikatnya menurun tapi mungkin kualitasnya lebih baik. Bagi saya disini adalah pengungkapan-pengungkapan ini menjadi upaya bagi kita bagaimana memberantas narkoba ini (agar) tidak masuk ke Indonesia,” ujar Heru.
Heru menjelaskan pada 2018 modus penyelundupan narkoba di Indonesia mayoritas melalui laut. Meski begitu, kata Heru, ada juga yang melalui perbatasan dan jalur udara. Contohnya kasus narkoba yang menyeret artis Steve Emmanuel.
Heru berharap agar alat detektor di bandara ke depannya dapat lebih baik untuk mendeteksi narkoba. Selain itu, Heru meminta agar pihak bandara juga lebih teliti dalam memperhatikan barang-barang yang dibawa oleh penumpang.
“Nah saya sudah ketemu dengan pemangku kepentingan baik Menhub, Angkasa Pura untuk meningkatkan kemampuan terutama alat-alat detektornya. Memang perlu peralatan-peralatan yang canggih lagi,” jelasnya.
Lebih lanjut, Heru menegaskan pihaknya akan terus bekerja sama dengan pihak-pihak terkait lainnya seperti Bakamla, TNI, lapas, Bea Cukai hingga kerja sama internasional dalam memberantas peredaran narkoba. Heru ingin langkah-langkah ini bisa mengurangi peredaran narkoba di Indonesia.
“Lalu untuk custom di luar kita tahun ini sudah kerja sama dengan IBF bagaimana kita mengajak Australai bahwa Indonesia juga sama-sama kita perketat karena kalau kita ketat tentu barang itu juga tidak akan masuk ke Australia,” tutur Heru.
Heru merasa langkah yang diambilnya akan kurang lengkap kalau tidak ada peran dari masyarakat. Sehingga Heru berharap masyarakat ikut aktif dalam memberantas narkoba di Indonesia.
“Yang penting adalah ini bukan hanya suplainya saja tapi masyarakat Indonesia menolak, demain kita kurangi dan tiadakan nah ini yang kita harapkan. Kalau misalnya kalau ada yang kena ya kita rehab semua jalan,” pungkas Heru. (sumber: kumparan.com)