JEJAK.CO, Sumenep – Mahasiswa KKN Institut Sains dan Teknologi atau IST Annuqayah di Desa Lapataman, Kecamatan Dungkek didatangi Dandim 0827 Sumenep Letkol Czi Donny Pramudya.
Kedatangan Letkol Czi Donny Pramudya untuk mengisi sosialisasi bahaya narkoba dan radikalisme di balai Desa Lapataman, yang diselenggarakan mahasiswa KKN IST Annuqayah, Senin (22/8/2022).
Selain dihadiri Letkol Czi Donny Pramudya, sosialisasi bahaya narkoba dan radikalisme oleh mahasiswa Pesantren Annuqayah itu juga dihadiri perwakilan BNNK, dan Polres Sumenep.
Bukhori, Ketua Posko KKN sosialisasi bahaya narkoba dan radikalisme dilatarbelakangi oleh kondisi sosial masyarakat yang mulai terancam radikalisme dan peredaran narkoba.
Dengan kegiatan tersebut diharapkan masyarakat memahami bahaya narkoba dan radikalisme yang dewasa ini makin menyebar tak terkendali.
“Bisa kita lihat, sekarang faham-faham radikal mudah masuk dan obat-obatan terlarang sangat mudah diakses oleh berbagai golongan masyarakat.
Melalui kegiatan sosialisasi ini, masyarakat diharapkan bisa memilah gerakan-gerakan yang mencurigakan,” kata Bukhori yang juga menjabat sebagai kordinator BEM Pesantren Sumenep.
Donny Pramudya pada saat sambutan menjelaskan dengan singkat tentang faham radikalisme dan bahaya yang bisa diakibatkan oleh faham tersebut.
Menurutnya, kunci untuk memerangi radikalisme cukup dengan memperkuat rasa nasionalis masyarakat untuk menghargai berbagai kultur, lingkungan, adat dan agama secara khususnya.
“Mari kuatkan rasa nasionalis kita, hargai kultur atau agama lain, jangan sampai ada yang merasa paling benar, baik itu mayoritas atau pun minoritas,” pesannya dalam sambutan.
Disisi lain, Suyanto, perwakilan BNNK Su. Sumenep yang menjadi penyaji dalam sosialisasi tersebut menyampaikan tentang bahaya narkoba bagi generasi muda yang mudah terpengaruh obat haram tersebut.
“Narkoba lebih leluasa masuk pada generasi muda kita, karena obat-obatan itu masuk dari lingkungan pertemanan, yang awalnya coba-coba dan pada akhirnya menjadi ketagihan,” kata Suyanto.
Lebih lanjut, Suyanto mengatakan, akses untuk mendapatkan obat-obatan terlarang tersebut saat ini sangat mudah. Melalui akses teknologi yang makin canggih, pengawasan terhadap narkoba sulit terpantau oleh masyarakat pada umumnya.
Narkoba dan radikalisme sama-sama bahaya. Dua penyakit sosial ini dapat diantisipasi dengan kesadaran masyarakat. Selain itu, masyarakat harus peka terhadap perilaku atau hal yang terjadi pada lingkungan sekitar. (*)