Jejak.co – Usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM sebagai jantung ekonomi rakyat menjadi pembahasan dalam talkshow yang menghadirkan Fattah Jasin, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Sumenep Sustono, dan penulis buku batik, Alwiyah.
Diskusi yang digelar oleh Asosiasi Pengusaha Milenial Kabupaten Sumenep, Sabtu (12/9/2020) di Hotel C1, Kota Sumenep, juga dihadiri sejumlah pengusaha muda sukses dan kaum milenial.
Fatta Jasin sebagai mantan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur yang saat ini menjadi bakal calon bupati Sumenep mendapat banyak pertanyaan dari peserta tentang bagaimana memulai usaha dan pengembangan UMKM.
Menurutnya, UMKM merupakan jantung ekonomi rakyat yang banyak berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Pria yang sudah 32 tahun menjadi birokrat itu menyebutkan, uang yang beredar di Jawa Timur dalam setahun mencapai Rp 2.200 triliun. Dari peredaran uang tersebut, 55 persen dihasilkan dari UMKM.
“Berwirausaha di Jawa Timur paling prospek. Jawa timur itu ibu kota ekonomi Indonesia. Barometer ekonomi, ya Jawa Timur,” ujarnya.
Kabupaten Sumenep sebagai bagian dari Provinsi Jawa Timur, pertumbuhan ekonominya juga banyak disumbang dari entrepreneurship yang tergabung dalam UMKM. Oleh karena itu, keberadaan pelaku UMKM harus duperhatikan oleh pemerintah agar pertumbuhan ekonomi rakyat semakin cepat.
Pria yang akrab dipanggil Gus Acing itu kemudian menyampaikan strategi pengembangan UMKM yang sudah ada di Sumenep. Menurutnya, UMKM harus bersatu dalam naungan lembaga. Sehingga pemerintah lebih mudah membantu di sektor pemapasarannya, modal hingga masalah teknologi.
“Bentuk klaster-klaster seperti klaster batik,” ujarnya dihadapan para pelaku UMKM dan pemuda Sumenep.
Strategi lain, lanjut Gus Acing, pelaku UMKM harus membuat brand atau merek, agar hasil produksi semakin kuat. Sebab brand akan menjadi penentu kelas sebuah produk di pasaran.
Di Sumenep banyak produk UMKM yang belum memiliki brand. Kalau pun ada, tidak terkenal sehingga kalah di pasaran.
Yang lebih dikhawatirkan, banyak produk UMKM yang ada di Jawa Timur tidak bisa beredar atau dijual di pasaran karena sudah dibranded pihak luar negeri. “Pelaku usaha harus jadi eksportir. Produknya harus kuat,” imbuhnya
Oleh sebab itu, perhatian pemerintah menjaga eksistensi pelaku UMKM sangat penting. “Agar devisa daerah meningkat, daya beli masyarakat semakin tinggi dan ekonomi semakin tumbuh,” pungkasnya.
Penulis : R Zidani
Editor : Haryono