Sebelum Meninggal, Bangkit Rajin Salat di Masjid – Jejak

logo

Sebelum Meninggal, Bangkit Rajin Salat di Masjid

Sabtu, 19 Oktober 2019 - 18:52 WIB

5 tahun yang lalu

Suasana duka di rumah Bangkit Maknutu Dunirat di Desa Karang Buddi Kecamatan Gapura, Sumenep

JEJAK.CO-Kasus pembunuhan atas Bangkit Maknutu Dunirat (32) menambah kesedihan Fitri (48), ibu korban yang baru saja ditinggal suaminya 125 hari lalu.

Fitri juga baru saja kehilangan saudaranya Sunarto yang meninggal sebulan yang lalu. Belum hilang ingatan terhadap orang yang selama ini dekat dengan dirinya, 16 Oktober 2019, giliran anaknya Bangkit Maknutu Dunirat ditemukan tewas di kawasan Sungai Watu Ondo, Dusun Cangar, Desa Sumber Berantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Malang, Jawa Timur.

“Abanya Bangkit baru 5 bulan yang lalu meninggal. Baru dapat 5 bulan, kini giliran anakku Bangkit meninggalkanku,” cerita Fitri, Jumat malam (18/10/2019), saat ditemui di rumah kelahiran Bangkit buah hatinya, tepatnya di Dusun Benosan, Desa Karang Buddi, Kecamatan Gapura, Sumenep, Jawa Timur.

“Seandainya meninggal karena sakit, mungkin saya tidak akan shock begini, Dek. Ini anakku meninggal tidak wajar, dibunuh ramai-ramai,” imbuhnya.

Malam itu, masyarakat yang mendoakan 3 hari meninggalnya Bangkit baru saja pulang. Fitri bercerita bahwa Bangkit adalah anaknya, buah pernikahannya dengan Suwarno, yang juga telah meninggal 5 bulan yang lalu.

Dua bulan sebelum meninggal, tuturnya lebih lanjut, Bangkit berubah. Bicaranya mulai halus dan sering salat di masjid.

“Semoga anak saya Bangkit, telah berkumpul bersama nabi, Dek. Dia meninggal saat mencari nafkah untuk istri dan anaknya yang sedang dikandung ibunya, sudah 7 bulan,” pungkasnya.

Tidak banyak yang disampaikan Fitri. Ia tak kuasa melanjutkan ceritanya. Zainuddin (80) kakek Bangkit, melanjutkan cerita Fitri, mengenang masa kecil sampai akhirnya Bangkit pamit dan berangkat ke Surabaya untuk mengikuti tes masuk di UMC Suzuki Surabaya.

Zainuddin menuturkan, Bangkit dulu sekolah di lembaga pendidikan yang diasuh oleh Abuya Busyro Karim, tepatnya di Pondok Pesantren Al-Karimiyah, Desa Braji, Kecamatan Gapura, Sumenep.

“Dia sekolahnya di Kiai Busyro (Bupati Sumenep, red). Itu karena bapaknya, Suwarno, yang dulunya beragama Budha, entah lantaran apa, setelah masuk Islam, dia bukan hanya akrab dengan Kiai Busyro, tapi benar-benar kayak sudah lengket. Termasuk dengan Kiai Ramdlan Siradj sebelum jadi bupati,” ungkap kakek pensiunan Dinas Pertanahan Kabupaten Sumenep 7 tahun yang lalu itu.

Diceritakan, sejak usia sekolah dasar (SD) sampai sekolah di Al-Karimiyah, Bangkit selalu menorehkan prestasi, sering dapet ringking atau peringkat baik di kelasnya. Dalam hal kerja, ia adalah anak dengan loyalitas yang tinggi.

Selain itu, di kalangan masyarakat Dusun Benosan Desa Karang Buddi, Bangkit juga dikenal sebagai anak dengan parasnya nan tampan, suka bergaul, dan disukai banyak orang.

Sebelum kejadian, Zainuddin bercerita dirinya sempat curiga bahwa pelaku penganiayaan dan pembunuhan terhadap Bangkit adalah seseorang dalam ceritanya tiga tahun yang lalu. 

“Saat itu, ada seorang yang mengaku dari kepolisian. Dia ngaku polisi, tapi saat saya ajak ke kantor polisi, dia nggak mau. Dia itu diam kira-kira 5 menit. Lalu dia bilang, ‘ya sudah Pak, masalah itu saya cukupkan. Tapi dengan catatan, Bangkit jangan mengganggu istri saya ini (Rulin, yang saat ini telah ditetapkan sebagai tersangka, red.),” cerita Zainuddin.

Ketika itu, imbuhnya, bapaknya Suwarno sedang ngaji di dalam rumah dan tidak mendengar kabar bahwa anaknya didatangi tamu dari kepolisian. “Bangkit menjawab, lho, saya sudah ndak pernah hubungan, Pak,” cerita Zainuddin.

Seseorang tak dikenal tersebut lalu pulang. Namun, sebelum bergegas dari rumahnya, Zainuddin sempat berpesan kepada tamu yang dicurigai itu, bahwa kalau benar dirinya polisi, pastinya dia akan bertindak sesuai aturan, tidak main serobot. “Kalau tiba-tiba menuduh, mobil sampeyan bisa dibakar sama orang sini, Pak,” ancamnya ketika itu.

Zainuddin masih ingat wajah orang tak dikenal tersebut, dan dia memastikan bahwa orang itu tidak ada di antara yang telah berhasil dibekuk oleh Polrestabes Surabaya, sebagaimana ditayangkan di channel media Suara Indonesia yang baru saja ditontonnya.

Sebelumnya, Bangkit meninggal dunia karena dibunuh oleh mantan kekasihnya Rulin Rahayu bersama 5 orang lainnya. Termasuk diantaranya suami Rulin. Atas perbuatannya, 4 tersangka telah diamankan oleh Polrestabes Surabaya dan dua lainnya masih buron.

penulis : Mazdon
Editor : Haryono


Baca Lainnya